Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pentingnya Pencegahan Tindak Pidana Anak dalam Konteks Pendidikan Karakter

28 Januari 2023   09:59 Diperbarui: 6 Februari 2023   07:08 1381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penguatan pendidikan karakter menjadi langkah strategis tingkatkan kualitas moral mencegah tindak pidana anak. (Wahana Visi Indonesia via Kompas.com)

Secara konsep sederhana, karakter anak adalah cerminan dari karakter orangtuanya. karakter yang ada pada anak bisa menjadi gambaran seperti apa orangtua sesungguhnya. 

Hendaknya orangtua harus siap dan mampu memberikan keteladanan yang baik bagi anak-anaknya. 

Ketika anak melakukan kesalahan jangan terlalu ditolerir dan menganggapnya sebuah hal biasa. bila orangtua selalu mengabaikan maka dari kesalahan kecil bisa berujung pada tindak pidana yang akan menjadi bumerang bagi orangtua itu sendiri.

Ketegasan orangtua dalam mendidik anak sangat diperlukan. Berbarengan dengan kasih sayang serta perhatian orangtua kepada anak sebagai bagian dari proses memaksimalkan peran dan fungsi parenting.

Ilustrasi. Peran guru dalam proses pembentukan karakter siswa. (Dok. TOTO SIHONO via Kompas.com) 
Ilustrasi. Peran guru dalam proses pembentukan karakter siswa. (Dok. TOTO SIHONO via Kompas.com) 

Upaya Guru Menguatkan Pendidikan Karakter bagi Peserta Didik di Sekolah

Sekolah bukanlah sekadar tempat untuk belajar ilmu pengetahuan, namun yang terpenting adalah bagaimana sekolah mampu menanamkan nilai-nilai untuk diterapkan peserta didik di dalam kehidupannya.

Untuk itu, apabila ditemukan adanya murid yang bermasala baik dari segi kognitif maupun karakter, maka sekolah atau guru harus segera melakukan tindakan preventif.

Bila sekolah adalah tempat untuk belajar, maka tujuan dari proses belajar adalah perubahan. 

Apabila peserta didik mampu membedakan hal baik dan hal buruk serta tidak cenderung ceroboh dalam bersikap maka tujuan dari adanya proses belajar sudah dapat dikatakan berhasil.

Sebagaimana yang kita pahami bersama bahwa sebenarnya tidak akan ada anak atau murid yang nakal bila sejak awal guru dapat membimbing dan membina dengan baik.

Karena proses belajar saat ini sudah bisa diterapkan dimana saja, kapan saja bahkan tanpa harus bertatap muka yakni secara daring atau virtual, maka guru harus selalu hadir sebagai role model yang baik bagi murid-muridnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun