Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bukan Guru Penggerak, Apa yang Harus Dilakukan?

25 Januari 2023   08:57 Diperbarui: 26 Januari 2023   08:16 1930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua guru SMA Negeri 1 Kabila mengawasi siswa yang melakukan ujian semester secara luar jaringan (luring) di rumah di Poowo, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Selasa (9/6/2020) (ANTARA FOTO/ADIWINATA SOLIHIN)

Perbincangan tentang Guru Penggerak akhir-akhir ini sedang ramai dipergunjingkan oleh banyak pihak. Termasuk bagi para Kompasianer Pendidik yang ikut pula membahas isu terkini tentang Program Guru Penggerak yang dicetuskan oleh Kemdikbud bagi guru se-Indonesia.

Di kalangan guru tentu sudah familiar dengan istilah Program Guru Penggerak (PGP) yang diluncurkan Kemendikbud Ristek sejak 2020.

Manfaat program ini untuk mewujudkan kepemimpinan bagi guru agar dapat menjadi pemimpin dalam pembelajaran. 

Guru yang mengikuti Program Guru Penggerak akan ditempa sedemikian rupa dalam kurun waktu yang telah ditentukan hingga akhirnya dapat menjadi seorang guru yang mampu "menggerakkan".

Siapa saja yang mampu digerakkan oleh Guru Penggerak? Jawabannya adalah semuanya. Baik menggerakkan diri sendiri, rekan guru, peserta didik, orangtua/wali murid, para stakeholder dan komunitas praktisi pendidikan lainnya demi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.

Kegiatan pendidikan bagi Guru Penggerak meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi dan pendampingan setidaknya selama 6 bulan secara on-the-job training.

Menurut pandangan saya, kenyataannya ada tiga tipe guru dalam menyikapi adanya Program Guru Penggerak ini, yaitu open, close dan broad minded. Perlu untuk digarisbawahi bahwa apa yang saya maksud disini adalah tentang mindset dan "kesiapan" guru terhadap Program Guru Penggerak yang dimaksud.

Saat ini ada guru yang mengikuti PGP karena telah sesuai persyaratan, kemudian guru yang tidak mau mengikuti PGP walaupun sudah bisa mendaftarkan diri, selanjutnya ada pula guru yang belum bisa mengikuti PGP karena tersandung persyaratan yang telah ditentukan namun memiliki pikiran yang luas agar tetap "berkembang".

Antara guru dan peserta didiknya, bagi Guru Penggerak maupun bukan. (Sumber: sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id)
Antara guru dan peserta didiknya, bagi Guru Penggerak maupun bukan. (Sumber: sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id)

Seperti apa penjelasan lengkap mengenai ketiga tipe guru tersebut, mari kita simak!

Calon Guru Penggerak pasti "Open Minded"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun