Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pentingnya Merawat Gigi Anak Sekolah yang Fraktur

7 Maret 2023   09:03 Diperbarui: 7 Maret 2023   12:22 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perawatan gigi anak usia sekolah yang mengalami patah. (Shutterstock via Kompas.com) 

Saya sudah berpesan kepada siswa tersebut untuk dapat menyampaikan kepada orangtuanya agar dilakukan penambalan supaya tampilan giginya terlihat seperti normal.

Seorang siswa kami yang mengalami patah gigi saat insiden bermain (foto Akbar Pitopang)
Seorang siswa kami yang mengalami patah gigi saat insiden bermain (foto Akbar Pitopang)

Alhamdulillah apa yang saya arahkan ini dapat ditindaklanjuti sehingga kini gigi si anak sudah ditambal untuk menghindari disposisi ada gigi lainnya.

Selanjutnya, ada beberapa poin penting yang perlu kita cermati bersama sesuai insiden kecelakaan gigi diatas.

Pertama, pentingnya orangtua mengingatkan anak agar bergaul dengan teman secara wajar

Interaksi pertemanan yang harus dibangun oleh anak hendaklah tanpa adanya perilaku yang ekstrim atau melampaui batas (loss control).

Karena perilaku yang tak wajar biasanya dapat merugikan orang lain maupun dirinya sendiri.

Bercanda boleh tapi jangan berlebihan sehingga kesannya malah seperti melakukan perbuatan yang unfaedah.

Tanamkan pula kepada anak agar sadar terhadap potensi konflik apabila ia bergaul dengan temannya dengan cara yang tidak wajar.

Sedikit percikan dari pergaulan antar siswa yang lost control dapat memunculkan konflik lebih besar bila kedua belah pihak orangtua tidak terima dengan konsekuensi gaya pergaulan dari anak-anaknya.

Untung saja, pasca insiden tersebut kemudian orangtua/wali murid dari kedua orang siswa yang terlibat langsung diminta datang ke sekolah untuk disampaikan kronologis kejadian yang sesungguhnya dan respon kedua orangtua juga bisa menerima dengan lapang dada.

Sikap orangtua yang demikian juga perlu menjadi contoh bagi orangtua lainnya karena pola pergaulan antar anak/siswa pada masa sekolah memang sering terjadi hal-hal yang kadang membuat orangtua memang harus memakluminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun