Dengan dicabutnya aturan PPKM maka pola kerja yang berlaku selama pandemi dari kebiasaan bekerja dari rumah (WFH) beralih kembali dilakukan dari kantor (WFO).
Perubahan pola kerja ini mengundang perhatian banyak pekerja. Yang namanya masa transisi selalu membuat orang-orang yang telah merasa nyaman akan sesuatu menjadi terusik.
Sebelum masa pandemi, ketika semua orang bekerja di kantor kemudian dialihkan menjadi WFH, banyak di antara pekerja yang mengeluh.Â
Padahal lambat laun WFH ternyata cukup seru dan menyenangkan karena bekerja terasa lebih fleksibel sambil melakukan banyak aktivitas produktif ketika berada di rumah.
Ehhh, sekarang WFH akan dialihkan kembali dengan bekerja dari kantor.Â
Tentu banyak diantara pekerja yang sudah nyaman dengan pola WFH menjadi ogah-ogahan untuk kembali menjalani rutinitas bekerja di kantor.
Dengan pola yang berlaku: berangkat kerja subuh, pulang kerja sampai dirumah sudah malam, berkutat dengan kemacetan, berjejalan di transportasi publik seperti kereta api atau MRT, dan seterusnya.
Disinyalir bawah memang anak muda lebih suka untuk bekerja dari rumah (work from home).
Sedangkan bagi pekerja yang sudah "bukan anak muda lagi" lebih bersikap tidak terlalu enggan dengan aturan untuk kembali bekerja di kantor.
Apa alasan anak muda lebih suka work from home (WFH)?
1. Bekerja dari rumah terasa lebih fleksibel
Ketika anak muda bekerja dari rumah maka mereka bisa melakukan berbagai aktivitas "sambilan".Â
Anak muda memang lebih terkesan santai dalam menjalani segala sesuatu.
Bila bekerja dari rumah maka anak muda tidak perlu risau karena tidak akan terlambat ke kantor yang tidak akan mempengaruhi presensi kehadiran.Â
Bila sering datang terlambat ke kantor tentu bisa mempengaruhi gaji maupun adanya sanksi yang diberikan oleh atasan.
Anak muda akan stand by untuk menghadiri meeting online, pembagian tugas, dan sebagainya sesuai jadwal yang telah disepakati.
2. Anak muda enggan terlalu dikekang dengan suasana yang monoton
Suasana di kantor tentu terasa monoton karena itu-itu saja yang dilihat setiap hari.Â
Atasan biasanya juga lebih suka mondar-mandir memperhatikan apa yang dilakukan oleh bawahannya selama di kantor.
Hal tersebut bagi para anak muda dianggap menjadi sebuah kekangan. Dan membuat bekerja dengan penuh ketegangan dan beban.
Maka tak jarang tekanan yang diterima saat bekerja dari kantor menyebabkan anak muda saat ini memilih untuk quiet quitting.
3. Anak muda cenderung malas berangkat kerja lebih pagiÂ
Kebanyakan anak muda memang tidak suka berangkat kerja terlalu pagi.
Sedangkan berangkat kerja terlalu pagi adalah sebuah keharusan agar dapat menembus kemacetan atau kerumunan orang/sesama pekerja yang sama-sama hendak menggunakan transportasi umum.
Bagi saya sendiri yang dulu sempat bekerja di perusahaan swasta juga sering merasa malas jika harus berangkat kerja di pagi buta.
Udara yang dingin ditambah situasi kemacetan yang disebabkan oleh emak-emak yang mengantar anaknya ke sekolah, menjadikan anak muda lelah dengan semua itu.
4. Anak muda masih gampang bosan karena suka tantangan dan eksplorasi
Anak muda yang memang belum memiliki tekanan hidup yang terlalu besar dibandingkan orang yang sudah berkeluarga menjadikan mereka ingin selalu berpetualang atau ingin mengeksplorasi hal-hal baru.
Pemikiran anak muda masih dinamis dan selalu menginginkan yang namanya sebuah perubahan dan suasana yang berbeda setiap saat.
Anak muda memang jarang yang bisa betah sampai mereka menemukan tempat bekerja, kantor atau perusahaan yang sesuai dengan yang mereka harapkan.
Oleh sebab itu, apabila anak muda bekerja di rumah maka mereka bisa menangkap lebih banyak potensi peluang yang dirasa adalah pilihan terbaik bagi masa depan mereka.
Kenapa bagi yang bukan anak muda, lebih welcome untuk kembali work from office (WFO)?
Sedangkan bagi pekerja yang bukan anak muda lagi --- bagi mereka yang sudah berkeluarga maupun bagi yang sudah berusia lanjut --- memang akan lebih legowo bila kembali bekerja di kantor (work from office).
Berbeda dengan anak muda, mereka menilai pekerjaan yang mereka hadapi sudah dianggap menjadi bagian dari gaya hidup dan rutinitas harian.
Mari kita simak satu persatu alasannya.
1. Sudah merasa cocok dengan kantor beserta segala aturannya
Mereka yang bukan anak muda lagi, mereka biasanya sudah klop dengan tempat dimana ia bekerja.
Kantor mungkin sudah dianggap sebagai rumah kedua. Rutinitas hariannya bila tidak di rumah, berarti di kantor.
Bekerja bagi mereka bukan sebuah kewajiban atau keharusan, melainkan sebuah kebutuhan dan keinginan dari hati dan pikiran.
2. Sudah menempati karier yang menjanjikan
Biasanya bagi mereka yang bukan anak muda lagi, itu artinya mereka sudah senior dan bekerja sangat lama. Otomatis biasanya mereka sudah menempati posisi atau karier yang cukup baik.
Mereka akan mendukung setiap kebijakan kantor yang sesuai dengan kepentingan mereka.Tentu mereka mengharapkan kantornya selalu "hidup" dan semarak dengan berbagai aktivitas harian ala kantor.
3. Bekerja di kantor akan terbebas dari gangguan ala rumahan
Bagi mereka yang sudah berkeluarga atau bahkan sedang punya anak kecil, maka akan menghadapi banyak kendala atau gangguan yang mempengaruhi konsentrasi untuk bekerja.
Saya pribadi, ketika melaksanakan WFH sering diganggu oleh anak saya yang masih kecil.Â
Biasanya bagi yang sudah berkeluarga, pasangan akan melarang untuk membawa pekerjaan kantor ke rumah. Because family is number one.
Nah, sudah ada gambaran kenapa anak muda lebih suka WFH? dan yang bukan anak muda lebih welcome bila kembali harus WFO.
Menurut anda, apakah sudah relevankah alasan diatas?
Silahkan mengutarakan pandangannya di kolom komentar.
*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H