Sekolah adalah rumah kedua bagi semua warga sekolah. Terutama bagi peserta didik yang harus merasakan bahwa sekolah adalah tempat terbaik baginya selain di rumah sendiri.
Sudah selayaknya sekolah memang menjadi tempat yang menyenangkan dengan berbagai pengalaman yang akan dinikmati oleh seluruh peserta didik.
Setiap satuan pendidikan pasti akan berupaya bagaimana mewujudkan sekolah yang ramah anak dengan iklim yang kondusif untuk interaksi antar sesama peserta didik.
Walau demikian, sekolah tetap saja tidak tidak akan sepenuhnya luput dari berbagai jenis konflik yang terjadi di kalangan peserta didik.
Pergaulan anak-anak atau remaja di usia sekolah, tidak akan terbebas dari konflik pertemanan di antara mereka.
Hal tersebut merupakan hal yang normal terjadi dan selaku orangtua seharusnya dapat memaklumi hal tersebut selagi masih bisa ditolerir.
Hanya saja bagi sebagian orangtua --- yang masih dalam fase transisi dari perilaku sangat memanjakan anak-anaknya --- tatkala anak mengalami konflik kecil atau ringan akhirnya malah ditanggapi menjadi sebuah masalah yang besar.
Belum lama ini di sekolah kami terjadi hal tak terduga berupa kecelakaan kecil yang dialami oleh salah seorang siswa saat berinteraksi dengan temannya.
Siswa tersebut mengalami luka sobekan di bagian kaki. Alhamdulillah dapat segera dilarikan oleh orangtuanya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.
Karena kebetulan kejadian tersebut terjadi saat proses pembelajaran memang telah usai dan dalam suasana para siswa sedang menunggu jemputan orangtua untuk pulang ke rumah.