Posisi seorang wanita di Minangkabau adalah sangat strategis dan memiliki peranan yang sangat penting dalam berbagai sendi kehidupan orang Minangkabau.
Wanita Minang akan disebut dengan "Bundo Kanduang" yang tidak hanya eksis di lingkup rumah tangga melainkan terlibat pula dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, kepemimpinan, perekonomian, harta pusaka, dan seterusnya.
Mengikuti posisi kaum pria, kaum wanita Minang juga mengambil peranan dalam memegang tampuk keberlangsungan kehidupan dan eksistensi sosial.
Maka dipastikan setiap keluarga Minang selalu mengidam-idamkan dikaruniai anak perempuan agar garis keturunannya tidak punah yang masih berlaku bagi keluarga modern terkini.
Walau misalkan apapun jenis kelamin anak yang dikaruniai Tuhan, setidaknya generasi Minang tidak menepis keinginan untuk memiliki anak. Minimal ada satu atau dua anak hendak dimiliki oleh keluarga Minang.
Pesan dan kesan bagi generasi untuk menepis ancaman resesi sex dan child free
Terlepas dari kedua hal diatas, akhirnya saya bisa terjun ke fase menempuh hidup baru.
Bagi saya pribadi kala itu tidak terlalu mengkhawatirkan sugesti yang berlaku dalam adat. Bahkan saya sempat akan dilangkahi atau didahului oleh kedua adik untuk menikah.
Namun, peran keluarga memang sangat besar untuk mendorong saya agar dapat segera menikah yang pada saat itu saya memang tidak terlalu memprioritaskan keinginan untuk menikah lantaran kesibukan kerja.
Saya yang kala itu juga masih bekerja di sebuah perusahaan swasta dengan beban dan tekanan kerja yang cukup berat membuat saya berpikir panjang jika hendak ingin menikah.
Saya pikir menikah itu harus mapan dulu. Padahal, menikah dulu baru mapan.