Mental guru/tenaga kependidikan dan juga peserta didik dapat berwujud langkah-langkah yang erat kaitannya dengan frugal living.
Bentuk frugal living yang mendukung program Sekolah Adiwiyata, diantaranya sebagai berikut:
Hemat air; dilakukannya pengelolaan air buangan seperti misalnya dialirkan ke kolam ikan atau ditampung untuk menyiram tanaman di lingkungan sekolah, membina peserta didik agar bertanggung jawab dalam menggunakan air cuci tangan, dan seterusnya.
Hemat listrik; bertanggung jawab dalam menyalakan peralatan elektronik seperti komputer sekolah, perangkat WiFi, dan perangkat elektronik lainnya.
Hemat kertas dan alat tulis lainnya; guru-guru harus teliti sebelum nge-print agar tidak terjadi kesalahan ketik dan sebagainya sehingga tidak terkesan membuang-buang kertas.
Pemanfaatan bahan bekas atau daur ulang; daripada semuanya dibeli padahal dana BOS sangat terbatas dan harus dialokasikan sesuai juknis, mending memanfaatkan barang atau peralatan bekas yang masih layak pakai. jika sudah dipercantik dengan kreatifitas maka hasilnya juga pasti akan memuaskan.
Penguatan Karakter
Kali ini saya menggunakan istilah diatas sebagai wasana kata. Bahwa sebenarnya segala sesuatu dapat diterapkan dengan konsep gaya hidup minimalis dan frugal living.
Konsep berpikir yang diwujudkan ke dalam tindakan nyata sebagai mindset yang baik untuk keberlangsungan kehidupan manusia itu sendiri di bumi ini.
Gaya hidup minimalis dan frugal living ini tentu berhubungan pula dengan nilai ekonomi yang apalagi kita mampu menerapkannya maka kita akan berjaya alias financial stable.
Walau ada segelintir masyarakat yang mengartikan bahwa frugal living sebagai perilaku pelit, maka pemahaman tersebut perlu digeser menjadi konsep berpikir bahwa segala sesuatu butuh pertimbangan atau perhitungan secara matang.
Semoga informasi ini bermanfaat dan lebih membuka cakrawala kita semua tentang konsep gaya hidup minimalis dan frugal living yang pantas dijadikan sebagai mindset dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan kedepannya.