Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bijak Menyikapi Ekspansi Latto-Latto di Sekolah

3 Januari 2023   14:32 Diperbarui: 12 Januari 2023   14:02 2245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerumunan siswa dan latto-latto (foto Akbar Pitopang)

Sebagai upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kebisingan yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran di sekolah. 

Maka pihak sekolah, guru dan orang tua/wali murid harus saling bekerja sama memastikan siswa tidak membawa latto-latto ke sekolah.

Pada masa awal dimulainya pembelajaran di Semester Genap ini maka hendaknya pihak sekolah perlu mengumpulkan seluruh siswa untuk diberi pengarahan agar tidak membawa latto-latto ke sekolah.

Sekolah atau guru perlu mengambil langkah tegas atas konsekuensi adanya siswa yang kedapatan membawa dan atau memainkan latto-latto di sekolah. Konsekuensi yang relevan diantaranya adalah dilakukan penyitaan.

Selain itu, orang tua perlu menegaskan kepada anaknya untuk tidak usah ikut-ikutan temannya untuk membawa latto-latto ke sekolah.

Dengan menyampaikan alasan bahwa apabila latto-latto dimainkan ke sekolah bisa mengganggu konsentrasi belajar dan kenyamanan siswa di lingkungan sekolah.

Kita semua harus bijak dalam menyikapi fenomena permainan latto-latto yang sedang booming di kalangan anak atau siswa saat ini.

Namun, semua itu harus kita kontrol atau diawasi secara baik dan penuh tanggung jawab.

Segala sesuatu pasti ada aturannya. Latto-latto cukup dimainkan di lingkungan rumah saja dan tidak perlu ikut-ikutan dimainkan di sekolah.

Hal ini dilakukan demi mewujudkan suasana pembelajaran di sekolah yang kondusif agar ketika siswa kembali ke rumah ada ilmu yang esensial yang dibawanya pulang.

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun