Walau demikian, menurut hemat saya bahwa latto-latto ini cukup dimainkan oleh siswa setelah pulang sekolah.
Saya memiliki alasan mengapa melarang siswa untuk memainkan latto-latto di sekolah.
Pertama, memainkan latto-latto di sekolah dapat mengganggu konsentrasi dalam belajar.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa saat ini semua anak-anak yang ada di Indonesia sedang menggandrungi permainan latto-latto yang tengah trending topic.
Semua anak sedang senang-senangnya untuk memainkan latto-latto. Baik anak laki-laki maupun pula anak perempuan sedang senang memainkan permainan yang disebut juga dengan clackers ball.
Anak-anak dari berbagai usia pun juga sedang memiliki ketertarikan yang kuat dengan latto-latto. Bahkan anak prasekolah seperti anak saya sendiri pun yang masih berusia 3 tahun juga sedang senang memainkan latto-latto ini.
Nah, ketika siswa mendengar bunyi latto-latto ketika dimainkan di sekolah maka hal itu jelas sekali akan mempengaruhi konsentrasi siswa ketika sedang mengikuti pembelajaran di kelas.
Pasti bagi siswa yang mendengar bunyi latto-latto akan menimbulkan hasrat dan keinginan yang kuat dalam dirinya untuk ikut bergabung memainkan latto-latto.
Di momen saya menjumpai ada siswa yang memainkan latto-latto tersebut di depan kelas, saya perhatikan banyak temannya yang lain yang mendekat dan ingin pula untuk memainkannya.
Itu bukti bahwa permainan latto-latto telah berhasil menyita perhatian siswa.
Kedua, permainan latto-latto bisa menyebabkan kontak fisik atau kekerasan antar siswa.