Wah, liburan sudah dimulai nih. Anak sekolah sudah mulai libur karena sudah menerima rapor untuk semester ganjil. Sudah waktunya kita untuk pergi berlibur dan quality time bersama keluarga tercinta.
Nah, sehubungan dengan Topik Pilihan di Kompasiana kali ini, artikel ini sudah saya siapkan sejak beberapa bulan yang lalu. Karena cocok sekali dengan pengalaman yang saya alami bersama buah hati.
Bila melakukan perjalanan untuk tujuan wisata atau berlibur dengan membawa buah hati yang masih kecil tentu menyisakan pengalaman dan sensasi yang luar biasa. Termasuk bagi saya sendiri yang usia buah hati kami saat ini masih berumur 3 tahun.
Kebetulan pada libur semester genap tahun sebelumnya, saya mengajak anak untuk melakukan perjalanan darat dengan melewati 4 provinsi dalam waktu yang saling berdekatan.
Ini serius loh. Saya sungguh telah melakukan perjalanan ke empat provinsi.
Provinsi mana sajakah itu, seperti apa persiapan yang dilakukan, dan bagaimana sensasinya? Mari kita simak bersama.
Rute pertama, ke Sumatera Utara.Â
Momen libur semester genap kemarin yang bertepatan dengan jelang Hari Raya Idul Adha. Namun, sebelumnya saya dan rekan kerja telah mengagendakan untuk mengunjungi kediaman salah seorang rekan guru sekaligus mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Sumatera Utara.
Kediaman rekan kami ini berada di Padang Sidempuan. Selanjutnya kami mampir di Pondok Pesantren Purba yang berada di Mandailing Natal. Setelah itu, kami mengunjungi islamic center di Tapanuli Selatan.
Moda transportasi yang kami gunakan adalah bus. Dan saya mendapatkan tempat duduk di barisan ketiga sebelah kanan.
Untuk perjalanan ke Sumatera Utara ini saya hanya membawa anak semata wayang. Sedangkan istri karena bekerja di rumah sakit tidak bisa ikut lantaran belum mendapatkan cuti.
Alhasil, saya hanya berdua bersama anak saya yang masih kecil. Memang hubungan saya dengan anak cukup dekat dan intens karena jaringan interaksi yang dikelola dengan baik tatkala kami hanya berdua di rumah sedangkan istri bekerja di rumah sakit.
Sehingga ketika saya membawa anak tanpa ditemani oleh istri maka hal tersebut bukanlah menjadi masalah yang krusial karena saya bisa menghandle situasi tersebut dengan cukup baik.
Alhamdulillah, semua dapat berjalan dengan lancar tanpa kendala selama dalam perjalanan tersebut. Kebetulan anak kami juga gampang bersosialisasi dan beradaptasi dengan suasana baru sehingga dapat dengan mudah berinteraksi dengan rekan-rekan saya yang lain dan semua rombongan yang ada di dalam bus tersebut.
Untuk perjalanan ke Sumatera Utara ini menghabiskan waktu yang cukup lama. Dari tempat asal menuju Sumatera Utara yang menghabiskan waktu selama 12 jam. Begitu pula dengan perjalanan pulang ke Pekanbaru yang ternyata lebih lama lagi karena kami melewati rute yang berbeda dengan rute keberangkatan.
Rute kedua, kembali ke Pekanbaru.Â
Setelah melakukan perjalanan pergi-pulang dari Sumatera Utara, kemudian kami singgah terlebih dahulu di Pekanbaru, Riau. Karena rencananya kami bertiga yaitu saya, istri dan anak akan melakukan perjalanan mudik ke Solok Selatan di provinsi Sumatera Barat.
Nah, sebelumnya kami sampai di Pekanbaru pada siang hari pukul 12.30 WIB. Dan perjalanan mudik ke Sumatera Barat direncanakan pada hari berikutnya. Jadi, sebenarnya kami tidak menghabiskan waktu yang lama di Pekanbaru.
Pulang ke Pekanbaru ibaratnya hanya untuk transit guna memulihkan kembali tenaga dan kekuatan untuk dapat melakukan perjalanan mudik tersebut.
Pada saat itu kondisi anak masih dalam keadaan yang cukup baik dan dapat beraktivitas sebagaimana mestinya. Hanya saja ketika kami sudah berada di Pekanbaru, barulah anak mau untuk buang air besar.
Memang benar bahwa selama di Sumatera Utara, sang anak tidak mau buang air besar meskipun yang dikonsumsinya tidak terlalu banyak. Mungkin karena efek dari seringnya berpindah-pindah tempat dan tingginya intensitas waktu yang dihabiskan hanya untuk duduk di dalam bus selama perjalanan.
Alhamdulillah, setelah itu situasinya sudah normal kembali dan anak sudah bisa BAB seperti biasanya.
Rute ketiga, perjalanan mudik ke Sumatera Barat.
Berselang waktu yang tak sampai satu hari, berikutnya kami langsung bertolak ke Sumatera Barat tepatnya ke kabupaten Solok Selatan menuju kampung halaman istri.
Perjalanan dari Pekanbaru menuju Solok Selatan ini juga menghabiskan waktu lebih kurang 12 jam lamanya.Â
Perjalanan dari Pekanbaru dilakukan pada malam hari sekitar pukul 10 hingga sampai di Solok Selatan sekitar pukul 10 pada hari berikutnya.
Melakukan perjalanan di malam hari bersama buah hati yang masih kecil memberikan sensasi yang cukup merepotkan karena saat itu sang anak masih membutuhkan susu formula karena baru berhenti memperoleh ASI.
Walaupun saat malam hari anak akan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk tidur, namun ketika ia terbangun yang ia cari dan butuhkan adalah sufor.
Nah, saat situasi tersebutlah saya perlu berjibaku untuk dapat segera membuatkan sufor sedangkan kondisi di dalam mobil tersebut membuat tangan saya tidak bisa fokus karena kondisi jalan yang bergelombang.
Alhamdulillah, perjalanan darat menggunakan minibus tersebut dapat juga terlewati dengan baik hingga kami sampai di Solok Selatan pada hari berikutnya sekitar pukul 10.00 pagi.
Sesampainya di Solok Selatan, tentu saja kami harus kembali memulihkan tenaga dan kekuatan sehingga waktu banyak dihabiskan untuk tidur, rebahan dan beristirahat.
Pada hari berikutnya, kondisi fisik kami bertiga-beranak sudah normal kembali. Anak pun juga sudah mulai ceria serta dapat beraktivitas kembali dengan baik sebagaimana mestinya.
Rute keempat, mengunjungi Kerinci.Â
Kabupaten Solok Selatan memang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kerinci di Provinsi Jambi.
Kebetulan saya memang belum pernah menginjakkan kaki di Kerinci yang selama ini populer dengan pendakian gunung dan tehnya yang diekspor hingga ke mancanegara yang sudah ada sejak zaman kolonial.
Sehingga ketika kakak ipar mengajak kami untuk mengunjungi Danau Kerinci maka saya tidak mau melewatkan kesempatan tersebut.
Solok Selatan dan Kerinci memiliki suhu udara yang hampir mirip dan cenderung terasa sangat dingin. Perjalanan ke Kerinci kala itu melewati hamparan kebun teh yang berada di kaki Gunung Kerinci.
Kami berangkat menuju Kerinci pada siang hari lalu sampai di Danau Kerinci saat hari sudah sore jelang Maghrib. Setelah itu kami menghabiskan malam di taman kota yang berada di Kota Sungai Penuh.
Itulah short trip melewati 4 provinsi yang pernah saya lakukan dengan mengajak buah hati kami yang masih kecil. Rute short trip tersebut melewati 4 provinsi yang saling bertetangga satu sama lain. Dan perjalanannya pun dilakukan dalam kurun waktu yang saling berdekatan.
Perjalanan yang telah dilakukan tersebut menyisakan pelajaran yang bisa dijadikan acuan atau referensi tentang bagaimana yang seharusnya dilakukan ketika membawa anak yang masih kecil dalam sebuah perjalanan yang memakan waktu sangat lama.
Apakah semuanya berjalan dengan mulus tanpa kendala? Tentu jawabannya adalah tidak.
Short trip ke 4 provinsi yang telah dilakukan itu ternyata membuat kondisi fisik anak menjadi menurun. Kami selaku orang dewasa saja juga merasakan kondisi tubuh yang lelah akibat perjalanan tersebut, apalagi bagi anak yang masih kecil. Bisa dikatakan bahwa anak kami pada akhirnya mengalami jet lag.
Hal tersebut ditandai dengan kondisi fisiknya yang menjadi lemah dengan gejala mencret sehingga banyak cairan tubuhnya yang terkuras. Di samping itu, nafsu makan anak juga menurun.
Sehingga dibutuhkan waktu yang cukup lama guna mengembalikan kondisi tubuh anak menjadi fit seperti sedia kala. Selama perjalanan ke Kerinci, jendela mobil hampir selalu dibuka sepanjang waktu.
Awalnya saya menganggap hal tersebut tidak akan berdampak apapun terutama bagi anak. Namun ternyata hal itu berpengaruh pada kondisi tubuh anak karena adanya perubahan suhu udara diantara keempat provinsi yang telah dilalui dalam waktu yang saling berdekatan.
Agar perjalanan darat bersama buah hati --- menggunakan bus atau minibus/mobil travel --- dapat berjalan dengan lancar jaya dan minim kendala, maka kita selaku orangtua harus mempersiapkan hal-hal penting berikut ini sesuai dengan pengalaman pribadi.
1. Membawa mainan atau barang kesukaan anak.
Agar anak tidak terlalu rewel selama perjalanan maka mainan atau barang kesukaan anak harus dibawa agar perhatiannya bisa diarahkan kepada barang-barang tersebut.Â
Ketika perjalanan short trip ke 4 provinsi, saya tidak lupa membawa mainan dan mobil-mobilan yang sangat disukai oleh anak.Â
Sehingga selama perjalanan atau selama berada di dalam bus, anak bisa sering memainkan barang kesukaannya tersebut agar anak tidak rewel karena anak pasti akan merasa bosan karena terlalu lama berada dalam perjalanan tersebut.
2. Menyediakan stok makanan dan minuman untuk anak.
Selama dalam perjalanan tersebut anak akan cenderung malas untuk makan berat (misalnya makan nasi) karena nafsu makan yang menghilang sesaat karena faktor perubahan lingkungan sekitar.
Biasanya anak akan cenderung lebih tertarik untuk mengkonsumsi makanan ringan atau cemilan. Oleh sebab itu, orangtua perlu menyediakan makanan ringan namun tetap memperhatikan bahan dan kandungan gizinya.
Dengan mengkonsumsi air yang cukup diharapkan anak dapat selalu terhidrasi dengan dengan baik.
3. Anak memakai pampers yang selalu diperbaharui.
Khusus bagi anak yang masih memakai pampers maka pampers adalah barang wajib yang tidak boleh terlewatkan dari radar orangtua.Â
Perlu disediakan stok pampers yang cukup agar proses perjalanan tidak terganggu ketika harus sering berhenti untuk membereskan BAK maupun BAB anak.
Pampers yang telah dipakai oleh anak perlu diganti dalam jangka waktu tertentu walaupun pampers tersebut belum terkena kotorannya. Itulah gunanya orangtua harus menyiapkan stok pampers yang mencukupi kebutuhan selama dalam perjalanan ke tempat tujuan.
4. Menciptakan suasana yang nyaman bagi anak.
Hal penting selanjutnya yang harus dilakukan oleh orangtua adalah menciptakan suasana yang nyaman bagi anak selama dalam perjalanan.
Anak perlu memperoleh ruang gerak yang lapang agar anak dapat merasa nyaman dan tidak merasa tertekan. Seharusnya anak perlu mendapatkan kursi atau bangku khusus untuknya.
Kami telah menerapkan hal ini dan hasilnya anak tidak terlalu rewel dibandingkan ketika dulu saya dan istri hanya mengambil masing-masing kursi untuk kami berdua saja.
Selama dalam perjalanan menggunakan bus, anak saya persilahkan untuk bebas melakukan apapun tapi tetap terkontrol. Misalkan anak mau bergelantungan memegang pegangan besi bagasi barang, rebahan sambil guling-guling di lorong bus, mau berjalan dari depan ke belakang dan sebaliknya pun saya persilahkan tapi tetap dengan hati-hati dan tidak mengganggu kenyamanan orang lain.
5. Anak harus memperoleh istirahat yang cukup.
Istirahat yang cukup adalah kebutuhan semua anak yang masih kecil dan penting untuk masa pertumbuhan badannya.
Terkadang karena asyik bermain di dalam kendaraan atau sibuk mengamati pemandangan sekitar membuat tidur anak menjadi berkurang.Â
Jika kadar istirahat anak tidak memadai maka hal tersebutlah yang pada umumnya membuat anak menjadi rewel.
Pengalaman short trip ke 4 provinsi yang pernah kami lakukan ini menjadi sebuah pembelajaran yang berharga bagi kami selaku orangtua dalam memanajemen segala persiapan jelang keberangkatan, dalam perjalanan, bahkan terkait apa yang harus dilakukan untuk fase pemulihan pasca perjalanan atau setelah tiba di lokasi tujuan.
Membawa anak kecil dalam sebuah perjalanan --- khusus perjalanan darat yang bisa menghabiskan waktu yang sangat lama --- merupakan sebuah konsekuensi yang harus saya jalani untuk saat ini sejak hidup merantau beberapa tahun belakangan ini.
Dengan persiapan yang matang dan terencana dan mengedepankan pemenuhan segala kebutuhan anak dalam perjalanan maka dapat membuat perjalanan tersebut menjadi lebih mudah dan anti ribet.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi para orangtua yang hendak mengajak anaknya yang masih kecil dalam sebuah perjalanan.
Selamat berlibur dan quality time bersama buah hati dan keluarga tercinta.
*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
Akbar Pitopang, Desember 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H