Topik Pilihan di Kompasiana kali ini merupakan sebuah ide tulisan yang sudah terlintas di benak saya sejak beberapa bulan yang lalu.
Kebetulan kondisi yang saya alami sesuai dengan tema yang diangkat yakni terkait kondisi rumah yang mengalami bocor atau rembes saat musim hujan.
Sedikit bercerita bahwa saya saat ini menempati sebuah rumah di kawasan perumahan namun rumah tersebut sudah cukup lama dibangun.
Rumah ini dibangun oleh developer atau pengembang perumahan. Sebuah pemandangan yang lumrah sekali terjadi hingga saat ini di Kota Pekanbaru.
Hampir di semua sudut kota hingga kini gencar sekali pembangunan kawasan perumahan dalam berbagai tipe dan spesifikasi yang ditawarkan tentu sesuai dengan harga yang menyesuaikan pula.
Nah, sudah setahun lebih saya menempati rumah yang luasnya saya rasa sangat pas dan memadai untuk keluarga kecil kami.
Pada awalnya kami tidak menjumpai kerusakan atau kendala terhadap rumah ini. Namun, seiring berjalannya waktu ternyata ada beberapa hal yang perlu perbaikan agar dapat berjalan normal sebagaimana mestinya.
Salah satu yang menjadi perhatian saya adalah kondisi dimana dinding kamar tidur saya terkadang sering ditetesi air tatkala hujan tiba.Â
Intensitas dan kuantitasnya memang menyesuaikan dengan curah hujan yang datang. Semakin deras hujan yang turun maka semakin melimpah air yang menetes dari dinding tersebut hingga mengalir ke lantai kamar.
Awalnya pun saya mengira kondisi tersebut wajar saja lantaran saya sadar bahwa kondisi unit rumah yang dibangun developer rawan akan masalah-masalah seperti itu.
Saya pun juga menganggap masalah tersebut hanya masalah biasa lantaran awalnya air yang merembes di dinding juga tidak terlalu sering terjadi khususnya jika hujan tak lebat atau hanya turun gerimis.
Namun, beberapa waktu belakangan ini saya merasa kok dindingnya jadi sering bocor atau ada rembesan air yang mengalir ke bawah hingga ke lantai.
Baik ketika hujannya deras maupun hanya hujan dengan curah yang rendah sekalipun tetap saja dinding tersebut dialiri air alias bocor.
Kondisi tersebut membuat saya merasa sangat tidak nyaman sekali. Apalagi kasusnya terjadi di kamar tidur saya sendiri.Â
Saya menjadi memiliki beban tatkala hari sudah mulai gelap menandakan akan turun hujan. Karena jika hujan beneran turun tentu dinding tersebut akan bocor.
Saya masih sebagai warga baru di perumahan tersebut sehingga saya belum terlalu mengenal tukang yang bisa dipercaya atau amanah dalam menjalankan tugasnya.
Hingga pada akhirnya saya memutuskan untuk mengidentifikasi masalahnya sekaligus menanganinya langsung sebisa dan semampu saya yang tidak memiliki basic sebagai seorang tukang bangunan.
Nah, selanjutnya saya naik ke atap rumah untuk mencoba mengidentifikasi apa sebenarnya penyebab kebocoran pada dinding kamar tersebut.
Langkah awal sebelum saya menaiki atap rumah adalah dengan melakukan pengukuran agar diperoleh titik kebocoran dinding itu berada.
Akhirnya dengan sangat yakin bahwa saya menemukan titik keberadaan dinding yang dianggap bermasalah sehingga menyebabkan kebocoran pada dinding yang dimaksud tersebut.
Setelah mengamati dengan seksama lalu didapati sebuah kesimpulan bahwa penyebab kebocoran tersebut berasal dari adanya bagian atap yang bocor.
Ya, ternyata atap tersebut bolong dengan satu titik yang tidak terlalu besar. Kemungkinan diperkirakan ukuran lubang tersebut hanya sebesar kancing baju seragam sekolah.
Dengan posisi kemiringan atap yang terbilang agak landai. Sehingga kondisi tersebut dapat dengan mudah memasukkan air yang jatuh ke atap mengalir melewati atap yang bocor tersebut.
Itulah penyebab utama kenapa dinding kamar tidur saya selalu bocor ketika hujan turun dengan berbagai intensitas dan atau kuantitas curah hujan.
Bagaimana upaya yang saya lakukan agar atap tersebut tidak bocor lagi?
Upaya yang pertama kali sempat saya lakukan adalah menutupi bagian atap yang bocor tersebut dengan acian semen --- adukan semen yang diberi air sehingga menjadi kental.
Dengan cara seperti itu saya mengira tidak akan terjadi lagi sebuah kebocoran saat hujan datang.
Tapi ternyata perkiraan saya tersebut keliru. bahwa adukan semen tentu tidak memiliki daya lengket yang cukup memuaskan pada permukaan atap --- terbuat dari bahan seng dan spandek.Â
Karena semen akan melekat dengan kencang pada permukaan dinding atau lantai rumah. Alhasil, kebocoran tersebut masih terulang kembali.
Tapi saya tidak putus asa untuk menangani kebocoran tersebut. Selanjutnya saya mencari referensi di internet dan menemukan rekomendasi sebuah produk berupa cairan seperti aspal yang memiliki daya lengket yang cukup baik.
Lanjut, saya beranikan diri untuk memanjat atap rumah lagi dan menuangkan cairan tersebut ke bagian atap yang berlubang serta ke bagian lain di sekelilingnya.
Sebagaimana yang kita tahu bahwa cairan aspal ini memiliki tekstur seperti karet dan memiliki daya lengket yang sangat baik pula.
Hasil akhirnya adalah kini dinding tersebut tidak lagi mengalami kebocoran. Kondisi terkini benar-benar sudah terbebas dari rembesan air hujan. Walau selebat apapun hujan turun, kini ia tak lagi bocor.
Alhamdulillah, sekarang perasaan saya sudah cukup lega karena tidak lagi dibayang-bayangi dinding yang terkena rembesan air hujan.
Itulah sekelumit pengalaman yang saya alami dalam menangani kebocoran atau rembesan air hujan pada atap yang mengalami kerusakan yang fatal.
Segera tangani kebocoran agar tak semakin parah dan menyusahkan penghuni rumah
Ketika kita memilih untuk membeli unit rumah yang dibangun oleh developer maka kita harus siap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi di kemudian hari. Misalkan untuk masalah kualitas atap, dinding, lantai dan sebagainya.
Itu adalah konsekuensi yang harus diterima dengan senang hati dan lapang dada. Bagaimanapun segala jenis kendala yang menimpa, pasti ada jalan keluar atau solusinya.
Begitu pula dengan kebocoran tadi bahwa semuanya bisa diatasi jika kita segera bertindak dan tidak menganggap hal sepele tersebut menjadi hal yang biasa.Â
Karena kalau kita terbiasa menganggap masalah yang terjadi di sudut-sudut rumah seperti itu, suatu saat bisa menjadi masalah yang besar dan membuat kta kewalahan menghadapinya.
Selain itu tentu berhubungan pula dengan aspek finansial. Dimana kerusakan besar pada bagian rumah tentu akan membutuhkan dana yang besar pula untuk urusan perawatannya.
Untuk masalah kebocoran rumah yang saya alami ini kasusnya masih bisa teratasi dengan baik karena masih dapat dilakukan tindakan pencegahan.
Berbeda dengan kondisi kebocoran yang ada pada rumah tetangga saya. Kasusnya sama yakni ada bagian atap yang mungkin rusak atau bagian dinding/tanggulnya yang sudah retak-retak sehingga menyebabkan air merembes dan mengalir ke dinding.
Kebetulan tetangga saya ini jarang sekali menempati rumah tersebut sehingga situasi rumahnya sering kosong dan hanya sesekali dikunjungi oleh anggota keluarga.
Hingga pada akhirnya masalah kebocoran yang terjadi di rumahnya menjadi semakin parah. Mau tidak mau, solusinya adalah melakukan renovasi atau perbaikan pada bagian atap dan pembatas dindingnya.
Upaya yang dilakukan tetangga saya ini adalah dengan memanggil tukang dan mengambil tindakan merobohkan dinding pembatas yang ada. Setelah dinding tersebut menjadi datar, lalu bagian tersebut ditutup lagi dengan atap datar.
Dan hasilnya pun kini dinding atau atapnya tidak lagi mengalami kebocoran saat musim hujan.
Musim hujan rawan sekali terjadinya kebocoran. Apalagi jika intensitas dan kuantitas hujan yang turun juga tinggi maka potensi kebocoran pada atap atau dinding rumah pun juga akan semakin tinggi.
Semoga informasi ini bermanfaat tatkala rumah anda mengalami kebocoran atau rembesan air hujan yang selama ini tidak anda perkirakan akan terjadi.
Harapannya, kondisi rumah kita senantiasa terhindar dari segala bentuk kebocoran. Karena yang namanya bocor, selalu tidak baik dan membuat kita tak nyaman.
*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
Akbar Pitopang, Desember 2022.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI