Guru selalu mengajak siswa untuk menjaga kebersihan yang disampaikan di kelas maupun pada saat siswa mengikuti kegiatan-kegiatan bersama seperti pada saat mengikuti upacara, berkumpulan di halaman/lapangan sekolah, mengikuti kegiatan IMTAQ (Iman dan Taqwa) dalam pendidikan agama islam, dan sebagainya.
Kegiatan IMTAQ ini menjadi peneguh karakter pribadi seorang siswa guna menjaga nilai moral di tengah era globalisasi dan modernisasi saat ini. Guru Agama Islam yang mengajarkan siswa untuk berdisiplin dan menjaga kebersihan, merupakan salah satu indikator pembentuk kualitas iman dan taqwa yang tercantum didalamnya.
Secara konsisten sekolah mengadakan kegiatan tentang budaya positif sekolah berupa gotong-royong dan aksi bersih-bersih lainnya di ruang kelas dan lingkungan sekolah.
Ada pula sekolah mengikuti program Adiwiyata guna membumikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi seluruh warga sekolah.
Turunannya bisa berupa kegiatan bank sampah sekolah yang terus mengajak siswa serta guru untuk belajar bertanggung jawab dan mengelola sampah yang dihasilkan dan berbagai aktivitas.
Sekarang tinggal bagaimana memaksimalkan peran dan fungsi adanya kurikulum tentang kebersihan sudah diberlakukan.
Pada sekolah-sekolah di Jepang mengarahkan muridnya untuk membersihkan dan memelihara kelas mereka bagi siswa setara SD. Sementara itu siswa sekolah menengah setara SMP atau SMA, mereka baru diberi tugas lebih yaitu membagi jadwal piket, melayani makan siang untuk teman-teman dan bahkan membersihkan toilet.Â
Dalam sebuah buku berjudul 'Looking into the Lives of Children' --- sebuah buku yang menjelaskan tentang pendidikan di Jepang --- menyatakan tujuan utama pendidikan Jepang adalah untuk menumbuhkan kemampuan siswa untuk menjadi anggota masyarakat Jepang yang sepenuhnya terintegrasi dan produktif. [sumber]