Namun bagi mereka, bersih-bersih tempat setelah digunakan, sudah menjadi sebuah kebiasaan yang mendarah daging. Tidak hanya bersih-bersih di stadion, orang Jepang akan membersihkan apa yang mereka sentuh dalam keseharian.Â
Jika mereka usai menggunakan toilet umum maka mereka akan memastikan toilet tersebut nyaman digunakan oleh pengguna berikutnya.Â
Aksi bersih-bersih adalah kebiasaan yang sudah melekat dalam setiap pribadi Jepang. Namun kebiasaan tersebut tentu tidak langsung ada begitu saja.Â
Seluruh masyarakat Jepang akan dibiaskan untuk menjaga kebersihan sejak dini. Pelajar di sana selalu aktif terlibat dalam kegiatan gotong-royong membersihkan kawasan sekolah.Â
Tidak akan ada seorang pun yang enggan dan sok jijik jika harus memungut sampah yang berserakan. Siapapun itu, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa.
Oleh sebab itu, aksi terpuji tersebut sangat pantas untuk kita semua menirunya dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Memaksimalkan peran kurikulum pendidikan di Indonesia mewujudkan budaya cinta kebersihanÂ
Dalam kurikulum operasional sekolah saat ini bahkan sejak dulu sudah memasukkan unsur materi pelajaran tentang cinta kebersihan dan kesehatan.
Pada Kurikulum 2013 yang lalu ada materi tentang kebersihan yang disisipkan pada pelajaran tema maupun bidang studi agama dan PJOK.
Itu artinya materi tentang penanaman sikap menjaga kebersihan dan kesehatan sudah diajarkan kepada peserta didik di sekolah.
Melalui kegiatan-kegiatan yang berguna untuk bagaimana menanamkan kesadaran siswa akan kebersihan pun sudah digalakkan oleh guru dan sekolah.
Tidak hanya sekadar menerangkan bahwa kebersihan merupakan suatu hal yang positif namun juga didukung oleh dalil berupa ayat Al Quran dan hadits misalnya dalam pelajaran PAI.