Agar sekolah dapat meraih tingkat keberhasilan atas kepatuhan aturan maka hendaklah terlebih dahulu dilakukan sosialisasi kepada orangtua wali murid dan stakeholder yang terlibat.
Hal ini wajib dilakukan sekolah agar sekolah tidak secara sepihak memberikan aturan yang mungkin tidak dapat diterima dengan sadar dan wajar.
Dengan adanya sosialisasi aturan ini maka sekolah dapat merangkum masukan dari orangtua dan stakeholder, berikut pula hasilnya adalah mereka akan menyepakati aturan tersebut.
Sebaliknya, tanpa adanya sosialisasi maka aturan bisa saja dianggap seperti penjara sehingga berpotensi menimbulkan hasrat untuk melanggarnya.
Bila perlu sebagai bentuk konformasi dukungan dan kesepakatan dari pihak orangtua dan stakeholder maka bisa dimintai bukti dengan membubuhkan tanda tangan masing-masing.
Maka dengan begitu aturan bisa ditegakkan dengan adil dan konsisten tanpa ada seorang pun siswa maupun orangtua yang akan komplain di kemudian hari.
Terutama bagi siswa dan orangtua yang anaknya berstatus peserta didik baru. apalagi jika ruang lingkupnya di sekolah dasar dan menengah dimana mereka masih belum mampu membedakan mana yang salah dan mana yang benar secara sadar dan mumpuni.
4. Ketika ada pelanggaran, pemberian sanksi bersifat manusiawi
Dalam hal penerapan tata tertib dan aturan sekolah ini sebenarnya guru diharapkan mampu bersikap fleksibel artinya guru terbuka dengan segala kemungkinan yang terjadi di lapangan.
Untuk kasus yang sempat viral tersebut beserta kejadian yang penulis alami langsung maka guru seharusnya tidak serta-merta memberikan sanksi yang kontroversi.