Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Urgensi Mewujudkan Sikap Cerdas Berlalu Lintas dalam Ranah Pendidikan Sejak Dini

6 November 2022   10:02 Diperbarui: 9 November 2022   08:15 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi polisi lakukan edukasi tertib lalu lintas di depan anak sekolah| Dok intisari.grid.id

Topik Pilihan yang diangkat Kompasiana kali ini terkait dengan pola berkendara agar cerdas berlalu lintas merupakan sebuah topik yang sangat krusial dan esensial. 

Bagaimana tidak, topik menarik kali ini memang sangat penting untuk kita telisik dan cermati lebih dalam karena saat ini kita mengetahui bahwa pola berkendara atau berlalu lintas di tengah masyarakat sangat jauh dari upaya menomorsatukan keselamatan. 

Sikap cerdas berlalu lintas ini berbeda dengan mahir berkendara di jalan raya. Jika kita melihat kemampuan berkendara masyarakat saat ini memang sudah bisa dikatakan mahir. Namun banyak di antara pengendara tersebut yang belum mampu menjadi pengendara yang cerdas dalam melalui lintas. 

Cerdas berlalu lintas yang dimaksud adalah mampu memahami segala aturan dalam berlalu lintas dan tidak merugikan diri sendiri maupun pengendara lainnya. 

Namun, upaya untuk mewujudkan pengendara yang cerdas berlalu lintas sepertinya masih jauh panggang dari api. 

Hal itu kami kemukakan bukan tanpa alasan. Karena sebagai sesama pengendara, kami saban hari mengamati pola perilaku pengendara lainnya yang bikin kita mengelus dada.

Belum lama ini penulis mengalami langsung kejadian yang sangat mengerikan yang menimpa anak sekolah dan seorang ibu-ibu dalam sebuah kecelakaan mengerikan yang merenggut nyawa.

Penulis ketika mengetikkan artikel ini benar-benar sambil menggigil. Lantaran suasana mengerikan saat terjadinya kecelakaan tersebut masih terbayang dengan jelas karena penulis sempat berada sangat dekat dengan maut dan kematian kala kecelakaan itu terjadi.

Ilustrasi siswa bermotor.(Tribun Jogja via kompas.com)
Ilustrasi siswa bermotor.(Tribun Jogja via kompas.com)

Kronologis kecelakaan lalu lintas yang dialami anak sekolah dan menimbulkan traumatis

Sebuah kecelakaan mengerikan itu terjadi di sore hari saat suasana jalan raya yang cukup padat dan ramai lancar karena bertepatan dengan jam pulang kantor maupun anak sekolahan yang pulang setelah jadwal ekstrakurikuler.

Kejadiannya dekat dengan lokasi pengisian bahan bakar (pom bensin) dengan ukuran jalan yang cukup lebar dan landai lurus memanjang.

Maka itulah yang mungkin menyebabkan dua orang siswa SMA yang melakukan kebut-kebutan di jalan. 

Seorang siswa SMA mengendarai motor nmax sedangkan temannya mengendarai motor trail atau motor gunung.

Jadi, tentu bisa kita membayangkan berapa laju kecepatan kedua jenis motor tersebut. Kalau penulis menerawang mungkin kira-kira melaju 90-100 KM/jam. 

Kecepatan tersebut terbilang sangat kencang apalagi dalam kondisi jalan yang padat dan sangat ramai pula.

Lalu, ketika mereka berdua melintas sambil kebut-kebutan. Sementara itu ada seorang ibu paruh baya yang menyeberang karena hendak mengisi BBM di pom bensin. 

Maka terjadilah kecelakaan maut, di mana si ibu langsung meninggal di tempat setelah ditabrak dan mengalami benturan yang sangat keras dari motor trail yang dikendarai salah seorang siswa tadi. 

Sedangkan siswa tersebut juga terpelanting ke jalan dan langsung sekarat dengan kondisi tubuh yang hancur di bagian pinggang ke bawah. Sayangnya siswa tersebut harus terlebih dahulu meregang nyawa dengan kondisi darah mengucur dari mulut dan hidungnya.

Kondisi kecelakaan seperti itu bagi penulis merupakan sebuah insiden kecelakaan yang begitu mengerikan dan tragis.

Kami yang berada di lokasi kejadian tidak bisa berbuat apa-apa kecuali memanggil polisi dan tenaga kesehatan untuk segera datang ke lokasi. Menyaksikan kecelakaan mengerikan seperti itu membuat kami merasa sangat prihatin.

Kondisi gawat darurat dalam berkendara ini memang sangat penting menjadi perhatian dari kita semuanya yang pasti juga bagian dari para pengendara yang akan berlalu lintas di jalan raya.

Lokasi kecelakaan dan titik berserakannya darah yang diberi pasir sebagai penanda (Foto Akbar Pitopang)
Lokasi kecelakaan dan titik berserakannya darah yang diberi pasir sebagai penanda (Foto Akbar Pitopang)

Kondisi ini tidak boleh lagi kita anggap biasa lantaran menilai hal itu sudah menjadi bagian dari sebab-akibat lantaran pengendara tidak cerdas dalam berlalu lintas.

Jika kita lihat bahwa kecelakaan ini menimpa anak sekolah dan seorang emak-emak. sebuah kasus kecelakaan yang seringkali terjadi bahkan seringkali terjadi di daerah lain se-Indonesia.

Jika melihat data statistik bahwa berdasarkan data dari Korlantas Polri yang dipublikasikan Kementerian Perhubungan dikutip dari databoks.katadata.co.id, angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia mencapai 103.645 Kasus pada tahun 2021. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan data tahun 2020 yang sebanyak 100.028 kasus. Adapun, kasus kecelakaan lalu lintas pada tahun 2021 telah menewaskan 25.266 korban jiwa dengan kerugian materi mencapai Rp246 miliar.

Sungguh sangat disayangkan sekali bahwa kasus kecelakaan banyak dialami oleh anak muda sebagai generasi bangsa ini.

Untuk itulah hal ini harus menjadi perhatian kita bersama. 

Darimana kita memulainya?

Mari kita simak ulasan dibawah ini.

Datangkan Polisi, Murid TK A Al Azhar 31 Yogyakarta Belajar Mengenal Rambu-rambu Lalu Lintas (via alazhar-yogyakarta.com)
Datangkan Polisi, Murid TK A Al Azhar 31 Yogyakarta Belajar Mengenal Rambu-rambu Lalu Lintas (via alazhar-yogyakarta.com)

Pentingnya sosialisasi kesadaran berlalu lintas bagi peserta didik sejak dini

Pada tahun 2019 sebelum pandemi melanda, penulis sempat mengikuti kegiatan sosialisasi tentang cerdas berlalu lintas yang diadakan oleh Kepolisian Republik Indonesia.

Kegiatan yang berlangsung di Hotel Aryaduta Pekanbaru tersebut menghadirkan perwakilan seluruh sekolah yang ada di wilayah Kota Pekanbaru.

Pada kegiatan kali itu kami mendapatkan ilmu dan wawasan yang sangat berharga terkait dengan bagaimana caranya berlalu lintas secara baik dan benar dengan mengutamakan keselamatan diri termasuk keselamatan pengendara lain.

Saat itu kami para peserta yang hadir di ruangan ikut menyaksikan cuplikan video-video yang memperlihatkan kejadian kecelakaan yang sering dialami oleh anak, orangtua maupun masyarakat karena tidak fokus dalam berkendara.

Sedangkan yang lainnya lebih banyak dipengaruhi oleh human error dan keadaan tidak mampu mengendalikan laju kecepatan kendaraan sehingga terjadilah kecelakaan.

Selain materi yang dipaparkan oleh pihak kepolisian tersebut benar-benar sesuai dengan kondisi yang sering kita temui di lapangan. 

Para peserta juga diberi kesempatan untuk bertanya mengenai berbagai hal tentang bagaimana mengupayakan sikap cerdas dalam berlalu lintas ini. 

Padahal banyak sekali kita jumpai berbagai fenomena kasus kecelakaan yang tidak sinkron dengan materi keselamatan berlalu lintas yang telah diterangkan tersebut.

Terlepas dari kurang tegasnya aturan berlalu lintas di negeri ini yang masih membolehkan anak dibawah umur, remaja dan anak sekolahan mengendarai motor sendiri di jalan raya tanpa pengawasan yang ketat mengenai hal itu.

Para orangtua diluar sana hanya mengajari anaknya tentang bagaimana caranya untuk mahir berkendara namun lupa membekali anaknya tentang bagaimana mewujudkan perilaku cerdas berlalu lintas.

Wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya menjaga keselamatan dengan cara berkendara di jalan raya secara cerdas dan bijaksana ini dapat ditekankan pula dalam dunia pendidikan.

Sekolah dapat menyampaikan materi tentang cerdas berlalu lintas ini kepada peserta didik dalam pelajaran PKN.

Disamping itu, sekolah juga perlu mensosialisasikan bagaimana cara cerdas berlalu lintas ini kepada para orangtua/wali murid, masyarakat, dan stakeholder.

Sebuah fenomena sekaligus menjadi dilema tersendiri di negeri ini bahwa kini emak-emak bertugas mengantar dan menjemput anak sekolah. Sedangkan bagi siswa di bangku SMP dan SMA/SMK, kini sudah jamak yang membawa motor sendiri ke sekolah.

Pengendara motor yang taat berlalu lintas diberi hadiah paket jajan saat Operasi Zebra Candi (4/10/2022).(KOMPAS.COM/DOK POLRES KEBUMEN)
Pengendara motor yang taat berlalu lintas diberi hadiah paket jajan saat Operasi Zebra Candi (4/10/2022).(KOMPAS.COM/DOK POLRES KEBUMEN)

Sistem zonasi untuk membendung kasus kecelakaan yang dapat merenggut masa depan generasi

Saat ini sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) menerapkan sistem zonasi. Artinya sekolah menerima pendaftar peserta didik baru yang berasal atau berada di sekitar lokasi atau kawasan sekolah sesuai jangkauan yang telah ditentukan.

Aturan ini sebenarnya sangat baik dan bermanfaat jika dikaitkan dengan topik yang kita bahas kali ini.

Di mana dengan adanya sistem zonasi ini maka jarak yang ditempuh orangtua maupun anak menuju sekolah tidak terlalu jauh. 

Jika orangtua melakukan tugas mengantar dan menjemput anak sekolah maka dengan adanya sistem zonasi ini orangtua tidak terlalu merasa keberatan sehingga tidak memengaruhi kesehatan mental dan kewarasan saat berkendara. Karena coba kita bayangkan jika jarak antara rumah dan sekolah sangat jauh tentu hal tersebut akan sangat rawan dengan berbagai model kasus kecelakaan.

Sementara itu, dengan pemberlakuan sistem zonasi ini akan mendorong para siswa untuk mau membiasakan hal baik yakni berjalan kaki ketika hendak berangkat atau pulang sekolah.

Oleh sebab itu, adanya sistem zonasi ini perlu didukung dan mendapatkan kerja sama dari pihak orangtua dan masyarakat.

Karena semua sekolah sama saja yakni sama-sama berkualitas karena saat ini para guru sudah mendapatkan akses yang sama untuk pengembangan diri dan kompetensinya. 

Pentingnya menanamkan kesadaran berlalu lintas dalam lingkup pendidikan informal

Upaya mewujudkan iklim berkendara dengan bijak dan cerdas berlalu lintas ini perlu mendapat dukungan penuh dari para orangtua dan keluarga di rumah. Selain tentunya dalam ranah pendidikan juga telah berusaha mengupayakannya, sebagaimana yang telah penulis sampaikan di atas.

Maka para orangtua harus bertanggung jawab secara penuh dengan melakukan beberapa langkah preventif di bawah ini demi menjaga keselamatan berlalu lintas bagi para generasi.

Pertama, membangun komunikasi untuk mendapatkan feedback dari anak tentang pentingnya sikap cerdas berlalu lintas. 

Orangtua harus menekankan kepada anak bahwa yang lebih diutamakan adalah keselamatan diri yakni dengan cara bersikap bijak dan cerdas dalam berkendara. 

Semua orang memang bisa dengan gampang untuk mahir berkendara bahkan kemampuan berkendara masyarakat saat ini bisa digolongkan sangat mumpuni walaupun hanya belajar berkendara secara otodidak. 

Kedua, menanamkan sikap jujur dan bertanggung jawab dalam berlalu lintas. 

Ketika orangtua berkendara bersama anak, maka disaat mengalami hal-hal yang tak terduga misalnya tidak sengaja menyenggol pengendara atau kendaraan lain, maka kita sebagai orang dewasa harus mampu menunjukkan sikap bertanggung jawab dan tidak kabur begitu saja.

Ketiga, menayangkan video tentang kasus kecelakaan di jalan raya. 

Agar anak bisa memperoleh pandangan tentang pentingnya mewujudkan sikap cerdas berlalu lintas maka mereka bisa diperlihatkan tayangan video situasi kecelakaan di jalan raya. 

Hal ini bukan untuk menakut-nakuti anak, melainkan hanya sebagai gambaran bahwa begitu pentingnya sikap cerdas berlalu lintas agar semua pengendara memperoleh keselamatan saat berkendara di jalan raya.

Keempat, memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan prima. 

Ketika orangtua hendak mengantarkan anak ke sekolah misalnya maka orangtua perlu terlebih dahulu melakukan pengecekan terhadap kondisi kendaraannya dengan disaksikan secara langsung oleh anak. Tujuannya adalah untuk membangun kesadaran anak bahwa kondisi kendaraan yang baik dan terawat sangat memengaruhi keselamatan dalam berkendara.

Kelima, membangun kesadaran bahwa jalan raya adalah fasilitas umum untuk kepentingan bersama. 

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa jalan raya adalah sebuah fasilitas umum yang dibuat oleh pemerintah untuk memudahkan akses atau urusan warganya. 

Keberadaan jalan raya dapat dimanfaatkan secara bersama dan penuh tanggung jawab. Itu artinya bahwa tidak ada seorang pun yang berhak ugal-ugalan di jalan raya karena bisa mencelakai atau merugikan pengendara lain. 

Ketika orangtua dan anak menonton lomba balap kendaraan seperti MotoGP maka orangtua perlu menggarisbawahi bahwa kegiatan balap tersebut hanya sah jika dilakukan di tempat yang telah ditentukan yakni di lintasan balap atau sirkuit. Bukan dilakukan di jalan raya yang merupakan fasilitas umum untuk kepentingan bersama.

Keenam, mengajarkan anak agar selalu berdoa agar memperoleh keselamatan dalam berlalu lintas. 

Ketika orangtua hendak berkendara bersama anak maka orangtua dapat selalu mengajarkan kepada anak tentang pentingnya berdoa sebelum berangkat. Arti dan tujuan dari sebuah doa ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran dan sikap fokus saat berkendara.

Kematian adalah misteri ilahi karena hanya Allah SWT yang mengetahui kapan hal tersebut akan menimpa setiap hamba. Bahkan tak ada seorang pun yang tahu dan bisa menduga jika ternyata umurnya di dunia ini berakhir di jalan raya. Untuk itu maka selalu berdoa kepada Allah SWT agar selamat sampai tujuan.

Wasana Kata

Kesadaran dan tanggung jawab untuk dapat bersikap cerdas dalam berlalu lintas bagi para pengendara di negeri ini masih menjadi PR bagi kita bersama.

Semua pihak hendaknya dapat mengambil perannya masing-masing demi mewujudkan iklim lalu lintas di jalan raya yang mampu membawa kebaikan untuk sesama.

Dari pihak sekolah dan guru dapat memberikan materi pelajaran tentang keselamatan berlalu lintas agar dapat menumbuhkan sikap cerdas sejak dari bangku sekolah.

Selain itu, orangtua sebagai sarana pendidikan informal yang bersentuhan langsung setiap saat dengan anak harus mampu pula mendorong kesadaran pentingnya cerdas berlalu lintas ini kepada anak sejak dini.

Sedangkan dari pihak kepolisian yang memiliki otoritas untuk mengatur jalannya kegiatan berlalu lintas ini agar lebih tegas dalam menegakkan aturan.

Mulai dari proses pembuatan SIM (Surat Izin Mengemudi) yang bertanggung jawab dan tak terkesan menyulitkan masyarakat, menghindari terjadinya negosiasi dibawah tangan ketika ada pelanggaran, hingga secara konsisten mengawasi anak-anak muda yang suka ugal-ugalan dan kebut-kebutan ketika berkendara di jalan yang sangat mengganggu kenyamanan dan keselamatan berlalu lintas.

Semoga hal ini dapat menjadi perhatian bagi kita bersama tentang pentingnya melakukan pengawasan yang ketat dalam penggunaan kendaran bermotor.

Jangan ada lagi anak muda yang meregang nyawa dengan sangat tragis dalam kecelakaan hingga membuatnya menyudahi masa depannya di dunia ini. Serta jangan ada lagi orangtua yang kehilangan nyawa secara cuma-cuma di jalan raya yang hanya meninggalkan duka mendalam bagi anak dan keluarga yang ditinggalkan.

Mari kita sama-sama sadar, bertanggung jawab dan selalu berupaya cerdas berlalu lintas.

*****

Salam berbagi dan menginspirasi.

Akbar Pitopang untuk Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun