Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Manfaat Kegiatan Berbasis Seni Budaya dan Penggunaan Baju Adat di Sekolah

30 Oktober 2022   18:17 Diperbarui: 17 November 2022   13:09 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerahan hadiah fashion show baju adat yang diadakan di sekolah kami (Foto: Akbar Pitopang)

Pada tanggal 28 Oktober yang lalu, kita telah sama-sama memperingati Hari Sumpah Pemuda yang ke-94 dengan tema "Bersama Bangun Bangsa".

Tema tersebut dirasa masih relevan dengan kondisi saat ini dimana proses pembangunan bangsa masih akan terus berlanjut dan harus dilakukan secara bersama-sama.

Darimana kita bisa memulainya?

Sebuah bangsa yang besar, maju dan berwibawa tidak langsung serta merta tercipta begitu saja. namun tentu saja dibangun sejak dini yang prosesnya terus dilakukan secara berkesinambungan.

Di lingkungan keluarga, orang tua memegang peranan yang sangat vital dalam proses membangun (karakter) bangsa.

Sedangkan di lingkungan sekolah juga tak henti-hentinya terus berusaha membangun karakter peserta didik. Agar mereka dapat merasakan semangat perjuangan para pemuda yang sudah sejak dulu berjibaku dalam kebersamaan menyatukan visi-misi keindonesiaan.

Jikalau kita terlisik sejarah diketahui bahwa dulu para pemuda yang berasal dari berbagai latar belakang suku dan etnis yang datang dari berbagai daerah di Indonesia.

Demi mengikrarkan tiga hal dasar yang menjadi sumpah para pemuda Indonesia untuk terus dihayati oleh para pemuda masa kini.

Untuk itu, kami dari pihak sekolah ikut memperingati Hari Sumpah Pemuda pada tahun ini yang melibatkan seluruh guru, tenaga kependidikan dan peserta didik.

Diawali pada Hari Jum'at (28/10), seluruh warga sekolah mengikuti upacara dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda di halaman sekolah yang menjadi pelaksana upacara yakni seluruh majelis guru dan staf.

Kemudian dilanjutkan pada hari Sabtu (29/10) kemarin, kami mengadakan pawai mengenakan baju adat, fashion show dengan baju adat hingga pentas seni.

Sekali lagi, kegiatan ini tidak hanya untuk peserta didik melainkan para guru juga ambil bagian dalam memperagakan baju adat dan ikut menari.

Akhirnya sekolah kami bisa kembali mengadakan kegiatan ini setelah dua tahun terhenti lantaran adanya pandemi.

Pertama sekali diawali dengan pawai yang melibatkan peserta didik, guru dan para orang tua yang melintasi rute jalan umum start dari gerbang sekolah menuju bundaran pertigaan yang tak jauh dari sekolah lalu kembali lagi ke sekolah untuk finish.

Seluruh peserta didik yang ditemani oleh orang tuanya ikut kegiatan pawai ini. Begitu pula para guru dan Kepala Sekolah juga ikut pawai menyemangati para peserta pawai.

Peserta didik memang dianjurkan untuk mengenakan pakaian adat. namun diantara peserta didik banyak juga yang memilih menggunakan kostum selain baju adat.

Pada saat pawai ini kami mendengar celotehan "emak-emak" yang notabene merupakan para orang tua atau wali murid kami yang sedikit kewalahan untuk jalan kaki. salah satu emak-emak ini mengatakan bahwa jalan kaki bikin lelah karena orang Indonesia memang tidak terbiasa melakukannya apalagi para ibu rumah tangga seperti mereka.

Mendengar hal tersebut, penulis langsung teringat topik hangat di Kompasiana tentang budaya jalan kaki orang Indonesia yang ramai dibahas oleh para Kompasianer tempo hari.

Walaupun sedikit bikin capek dan keringat mengalir cukup deras lantaran pawai baru dimulai pada pukul 08.00 WIB.

Yang penting tetap semangat!!

Kita lanjutkan kegiatannya, ya..!

Nah, ketika semua peserta pawai tadi memasuki kawasan sekolah, dilanjutkan para tamu kehormatan dan pejabat yang diundang sudah mulai berdatangan dan menempati tempat yang telah disediakan.

Tak lama setelah itu langsung dilaksanakan kegiatan fashion show menggunakan baju adat oleh dua sepasang perwakilan masing-masing kelas yang berjumlah 12 rombel.

Penyerahan hadiah fashion show baju adat yang diadakan di sekolah kami (Foto: Akbar Pitopang)
Penyerahan hadiah fashion show baju adat yang diadakan di sekolah kami (Foto: Akbar Pitopang)

Penampilan fashion show ini diawali oleh perwakilan kelas 1A, lanjut kelas 2B, lalu 3A dan seterusnya sampai perwakilan kelas 6B. Setelah seluruh peserta fashion show menunjukkan bakat dan keberaniannya untuk tampil memperagakan keotentikan baju adat yang dikenakan.

Tiba-tiba MC yang merupakan salah seorang guru bidang studi memanggil satu persatu guru termasuk kepala sekolah untuk tampil pula memperagakan pakaian adat yang bapak ibu guru kenakan. 

Kejadian itu pada awalnya membuat para guru kaget karena tidak ada briefing sebelumnya sama sekali. Namun para guru tetap selalu tampil stand out dan semuanya dapat memperagakan baju adat yang dikenakan sambil berakting layaknya para model yang setengah fashion show di runway.

Kepada Sekolah, guru dan staf mengenakan pakaian adat dalam rangka Hari Sumpah Pemuda pada tahun 2022 ini (Foto: Akbar Pitopang)
Kepada Sekolah, guru dan staf mengenakan pakaian adat dalam rangka Hari Sumpah Pemuda pada tahun 2022 ini (Foto: Akbar Pitopang)

Benar-benar kejadian yang unik sekaligus menarik yang ditunjukkan oleh guru kepada peserta didik bahwa guru juga bisa melakukan itu semua. 

Setelah peragaan baju adat bertajuk fashion show ini usai lalu langsung dilanjutkan dengan kegiatan pentas seni. Pun pada pentas seni ini ada perwakilan dari masing-masing kelas untuk menunjukkan bakat mereka baik itu menari, musikalisasi puisi, berpantun hingga drama teater.

Saat penampilan tarian daerah yang ditunjukkan oleh peserta didik ini, seluruh hadirin yang hadir menikmati suguhan tarian khas daerah yang begitu luar biasa.

Tidak hanya tarian Melayu yang dibawakan namun banyak juga yang membawakan tarian dari Minang, Batak, Jawa termasuk ada juga perwakilan kelas 5B yang membawakan tarian campuran ala Wonderland by Alffy Reff featuring Novia Bachmid. Sungguh keren!


Tapi tahukah anda bahwa penampilan tarian yang pertama kali dibawakan oleh Kepala Sekolah dan sebagian guru yang menampilkan Tari Zapin khas Melayu Riau.

Kalau untuk penampilan tarian ini kepala sekolah dan guru memang sudah merencanakan sejak awal. Di mana para guru yang terlibat sudah jauh-jauh hari mempersiapkan diri dengan berlatih bersama sepulang sekolah setelah jam pelajaran berakhir.

Itulah rangkaian kegiatan peringatan Hari Sumpah Pemuda pada tahun ini yang sukses dilaksanakan di sekolah kami pasca pandemi. 

Kegiatan ini memang benar-benar telah dinantikan oleh para peserta didik berikut orang tuanya.

Memang ada kebanggaan tersendiri bagi para orang tua yang anaknya ikut tampil dalam kegiatan sekolah baik berupa pentas seni maupun pada kegiatan lain semacam ini.

Upaya yang telah dilakukan oleh sekolah dengan pelaksanaan kegiatan berbasis seni budaya ini tidak hanya semata-mata larut dalam euforia yang ada. Namun juga adanya penekanan tentang manfaat dan tujuan dilaksanakannya kegiatan tersebut. 

Demi memberikan penekanan kepada peserta didik maupun para orang tua serta seluruh stakeholder yang menghadiri kegiatan ini bahwa MC turut menyampaikan tujuan kegiatan ini secara sepintas.


Apa saja manfaat yang bisa kita petik dari kegiatan berbasis seni budaya dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda ini?

1. Merawat rasa cinta tanah air dan kepedulian terhadap adat dan budaya daerah

Melalui pengenaan baju adat ini menjadi sebuah langkah pengenalan dan kepedulian terhadap kelestarian baju adat dari suatu daerah yang ada di Indonesia. Para generasi bangsa harus selalu dididik untuk selalu mencintai adat dan budayanya masing-masing. 

Hal ini juga dapat sejalan dengan adanya aturan baru seragam baju adat bagi seluruh peserta didik dari SD hingga SMA/SMK sesuai Peraturan Kemendikbud.

Kemarin tidak terlihat indikasi orang tua yang merasa keberatan dengan pengadaan baju adat yang hendak dikenakan oleh anaknya.

Padahal sebagaimana kita ketahui biaya sewa baju adat ini terbilang cukup mahal meskipun kemungkinan hanya dikenakan beberapa hari saja.

Kira-kira, biaya yang dikeluarkan oleh orang tua untuk menyewa pakaian adat ini sekitar 250.000 - 350.000 rupiah.

Biaya sebesar itu kami rasa sudah bisa dialokasikan untuk pengadaan seragam baju adat jika sekolah hendak menerapkan aturan tersebut.

Jadi sebenarnya pada umumnya orang tua atau wali murid tidak terlalu keberatan jika adanya pengadaan seragam baju adat bagi anak-anak di sekolah. Namun memang hal ini perlu disurvei terlebih dahulu oleh Pemda setempat maupun sekolah mengenai kesediaan orang tua dalam mensukseskan aturan seragam baju adat di sekolah.

Dalam upaya menumbuhkan rasa cinta tanah air dan kepedulian terhadap adat dan budaya daerah setempat memang butuh perhatian dan kerjasama dari orang tua dan masyarakat.

2. Menghargai keberagaman adat dan budaya Indonesia nan begitu kaya dan luar biasa

Di sebuah sekolah pasti terdapat warga sekolah dengan berbagai latar belakang adat dan budaya.

Di sekolah kami saja ada orang Melayu, orang Minang, orang Batak, orang Jawa, Tionghoa, dan lainnya.

Begitu pula pada saat kegiatan pawai baju adat serta pentas seni kemarin beragam adat dan budaya asli Indonesia turut ditampilkan.

Hal ini adalah sebuah keniscayaan bahwa kita yang tinggal di Indonesia ini memang harus membiasakan hidup dengan keberagaman dan segala perbedaan yang ada.

Melalui kegiatan ini akan terjadi literasi budaya sehingga setiap warga sekolah dapat mengenal dan mengetahui tentang adanya sebuah adat atau budaya tertentu yang ada di Indonesia.

Kegiatan ini dapat pula menjadi wadah untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila tentang kebhinekaan global, gotong royong dan kreatif.

3. Upaya menjaring bakat dan minat peserta didik dalam bidang seni

Kegiatan yang telah dilakukan kemarin dapat menjadi sebuah langkah guna menjaring minat, bakat, dan potensi peserta didik dalam bidang seni.

Tidak semua peserta didik mahir dalam bidang matematika, bahasa, olahraga atau keagamaan. Pasti ada berapa peserta didik yang berbakat dalam bidang seni. Ketika sekolah telah mengetahui bibit peserta didik dalam bidang seni maka sekolah dapat dengan mudah melakukan pembinaan.

Jika nanti ada kegiatan perlombaan seperti FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional) maka sekolah dapat dengan mudah mengarahkan peserta didik berbakat seni tersebut untuk dapat berpartisipasi.

Jika peserta didik yang mewakili sekolah tersebut dapat mengukir prestasi tentu hal tersebut dapat sekaligus membanggakan sekolah orang tua, masyarakat, Dinas Pendidikan dan sebagainya.

4. Menumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian peserta didik untuk tampil di depan khalayak

Rasa percaya diri dan sikap berani memang benar-benar sangat diperlukan oleh peserta didik sebagai upaya penguatan karakter yang hendaknya sudah dilakukan sedini mungkin.

Karakter percaya diri dan berani akan dapat diaplikasikan oleh peserta didik dalam berbagai hal dalam lingkup kehidupannya di masa kini hingga masa mendatang.

Anak yang percaya diri dan berani akan lebih mudah untuk mengembangkan bakat dan potensi yang ada di dalam dirinya sehingga akan lebih mudah untuk sukses dan berprestasi.

Negeri ini akan mampu bersaing di kemudian hari dengan adanya generasi yang memiliki jiwa percaya diri dan berani di dalam diri.

Untuk bisa tampil percaya diri dan berani di depan khalayak atau di depan penonton yang begitu ramai memang tidaklah mudah. 

Maka untuk itulah sekolah dapat berupaya untuk membiasakan hal tersebut bagi seluruh peserta didik melalui kegiatan tersebut.

5. Perputaran roda ekonomi kreatif dan UMKM

Selama kegiatan ini berlangsung jelas terjadi perputaran roda ekonomi kreatif dan UMKM.

Contoh sederhananya saja seperti kantin sekolah yang menjajakan kuliner tradisional atau yang menjadi khas daerah setempat menjadi laris manis diserbu oleh orang tua wali murid maupun anggota masyarakat yang menghadiri kegiatan ini. 

Untuk menjamu para undangan biasanya sekolah juga memesan makanan tradisional untuk disuguhkan selama kegiatan ini berlangsung. 

Dengan adanya kegiatan ini maka budaya kuliner setempat dapat terus terjaga dengan baik sehingga dapat terus dilestarikan bagi generasi yang ada.

Selain itu UMKM juga akan berkembang melalui produk wastra seperti songket, pembuatan baju adat dan berbagai aksesoris serta pernak-perniknya. 

Sejalan dengan itu berkembang juga usaha penyewaan baju adat yang segmentasi pasarnya seperti dari kalangan sekolah dan berbagai instansi lainnya. 

6. Menjalin sinergitas dan kekompakan guru, orang tua beserta komite sekolah

Sinergitas ini sangat penting untuk dijaga agar sekolah dapat berkembang dengan baik dalam upaya memajukan dunia pendidikan yang akan sangat berguna bagi peserta didik dan lulusan sesuai visi-misi sekolah. 

Sekolah akan dapat dengan mudah mengembangkan program dan berbagai kegiatan positif lainnya dengan adanya dukungan dari orang tua yang notabene merupakan komite sekolah.

Segala kegiatan dan program yang dibuat sekolah tidak akan berkembang dengan signifikan tanpa adanya andil dari orang tua dan komite sekolah.

Maka untuk itulah pentingnya sekolah terus berupaya membangun rasa kedekatan emosional dengan segenap orang tua dan komite demi terwujudnya sekolah yang maju dan unggul bagi peserta didiknya.

Dengan adanya kegiatan ini maka orang tua dan komite ikut dilibatkan sehingga mereka menjadi lebih dihargai. Komite sekolah pasti akan menjadi selalu peduli dengan kemajuan sekolah.

Demikianlah rangkuman kegiatan positif yang telah sukses dilaksanakan di sekolah kami dalam rangka pengejawantahan rasa semangat para pemuda yang dulu berkolaborasi mewujudkan dasar dan tonggak pembentukan karakter bagi generasi bangsa Indonesia.

Untuk itu mari kembali kita menyimak isi sumpah pemuda; 

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. 

Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. 

Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Semoga semangat dan kebersamaan ini dapat terus terjaga di bumi Indonesia dengan kekayaan ragam adat dan budayanya yang begitu majemuk dan luar biasa.

Ayo terus semangat wahai pemuda!!

*****

Salam berbagi dan menginspirasi.

Akbar Pitopang untuk Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun