Walaupun memang budaya jalan kaki bagi masyarakat pedesaan saat ini sudah mulai tergerus dengan kehadiran kendaraan pribadi seperti sepeda motor roda dua.
Sehingga bisa dibilang bahwa budaya jalan kaki bagi masyarakat desa saat ini sudah mulai berkurang.
Kebanyakan saat ini, mau ke kedai depan rumah yang jaraknya cuma 50 meter pun kebanyakan orang lebih mengandalkan mengendarai sepeda motor ketimbang jalan kaki.
Mungkin bagi masyarakat dengan ekonomi ke bawah atau masyarakat yang benar-benar kurang mampu sajalah yang saat ini ke mana-mana masih suka untuk jalan kaki.
Begitu pula dengan masyarakat yang tinggal di perkotaan dengan padatnya kesibukan yang belum ditunjang dengan kehadiran transportasi umum yang belum memadai. Sehingga menyebabkan masyarakat kota memang lebih mengandalkan kendaraan pribadi daripada jalan kaki.
Karena masyarakat di kota sudah terbiasa mengandalkan kendaraan pribadi dibanding jalan kaki, hal tersebut juga berpengaruh kepada generasi.
Karena sejak dini anak-anak sudah selalu dibiasakan untuk kemana-mana naik kendaraan pribadi. Misalkan pada saat antar jemput ke sekolah, pergi les, pergi beribadah, ke supermarket untuk membeli kebutuhan harian, dan berbagai aktivitas lainnya bagi masyarakat kota.
Tak heran jika penulis sering mendapati bahwa anak kami yang masih kecil suka mengajak kami untuk keliling-keliling dengan naik motor.
Menyadari hal tersebut sebagai sesuatu yang tidak patut untuk dituruti secara terus-menerus, akhirnya penulis berusaha untuk mulai mengenalkan anak untuk terbiasa jalan kaki sejak dini.
Saat ini hampir setiap hari penulis selalu mengajak anak untuk mau jalan kaki. Bisanya penulis mengajaknya di sore hari.