Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

7 Cara Ideal Menepis "Hate & Love Relationship" dalam Dinamika Hidup Bertetangga

15 Oktober 2022   11:03 Diperbarui: 21 Oktober 2022   19:45 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup bertetangga adalah sebuah keniscayaan dan tidak bisa dipisahkan dalam kita menjalani roda kehidupan di dunia ini.

Sebagai makhluk sosial (zoon politicon), semua orang akan membutuhkan orang lain terutama tetangga yang senantiasa bersentuhan langsung dengan kita setiap harinya.

Tidak hanya bagi masyarajat yang tinggal di pedesaan, masyarakat yang memilih hidup merantau di perkotaan juga sangat perlu menjaga hubungan baik dalam kehidupan bertetangga.

Apalagi di perantauan dengan kondisi yang hidup berjauhan dengan keluarga atau sanak saudara yang ada di kampung. Oleh sebab itulah pentingnya menjaga hubungan baik dalam bertetangga bagi para perantau.

Dimanapun kita tinggal dan bergabung dalam kehidupan bermasyarakat, hendaklah kita memposisikan tetangga layaknya saudara sendiri.

Karena apapun yang terjadi pada diri atau keluarga kita, maka tetangga lah orang yang akan pertama kali mengetahuinya. apalagi ketika menyangkut kemalangan, maka tetangga lah orang yang pertama kali akan membantu mengurusi segala sesuatunya.

Maka sejatinya dalam hidup bertetangga kita harus membangun rasa sayang dan saling peduli (spread love). bukan sebaliknya ketika dalam hidup bertetangga kita malah saling benci karena iri, dengki, pamer, menggunjing dan berbagai penyakit hati lainnya (hate speech) tentu akan merugikan kita satu sama lainnya.

Sebagai golongan perantau, penulis menyadari betul betapa penting dan berharganya menjaga hubungan baik dalam hidup bertetangga.

Walaupun masyarakat yang hidup di perantauan lebih cenderung individualis, tapi hendaknya dalam bertetangga kita harus bisa bersikap idealis demi kebaikan bersama.

Sudah hampir 2 tahun penulis tinggal di rumah yang saat ini kami tempati bersama keluarga kecil tercinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun