Tempat wisata itu menawarkan gua stalaktit yang bisa dilintasi untuk menuju puncak sebuah bukit yang dari sana kita bisa menikmati keindahan lanskap Kota Payakumbuh yang masih rimbun dan dalam suasana hening tertutup embun.
Oleh sebab itulah maka penulis dan teman-teman semasa SMA menjadikan kebiasaan jalan kaki setiap Ahad pagi jadi sebuah rutinitas yang sangat seru dan menyenangkan.
Kebiasaan jalan kaki di masa sekolah berlanjut hingga ke jenjang perguruan tinggi.
Kala itu penulis yang berstatus sebagai mahasiswa rantau lantaran memilih untuk kuliah di Kota Pelajar, Jogja.
Hampir setiap hari penulis selalu jalan kaki ketika hendak berangkat dan pulang dari kampus.
Karena memang di masa-masa awal perkuliahan penulis belum memiliki kendaraan pribadi sehingga untuk menuju kampus ditempuh dengan cara berjalan kaki.
Momen jalan kaki semasa kuliah menjadi sebuah kenangan yang masih hangat dalam ingatan penulis hingga kini.
Bagaimana tidak, seringkali saat itu penulis berjalan kaki menuju kampus demi mengikuti perkuliahan yang dijadwalkan di siang atau sore hari.Â
Jogja termasuk kota yang panas. Alhasil, walaupun jarak dari tempat tinggal ke kampus tidak terlalu jauh namun tetap saja keringat selalu bercucuran lantaran melintasi panasnya jalanan akibat terik matahari.
Namun demikian penulis sangat menikmati kebiasaan jalan kaki semasa kuliah. Karena penulis bisa berinteraksi dengan warga sekitar dengan segala keramahtamahan sesuai dengan slogan "Yogyakarta Berhati Nyaman".
Kebiasaan jalan kaki menuju kampus ini menjadi rutinitas penulis yang berlanjut hingga semester 5 perkuliahan. Karena pada semester berikutnya, penulis sudah bisa membeli sepeda sebagai moda transportasi menuju kampus.