Sebagaimana yang telah kami singgung secuil pada paragraf diatas, bahwa memang benar kita yang tinggal dan menetap di negara ini selalu akan dibayang-bayangi oleh peristiwa dan atau fenomena alam.
Bencana alam adalah merupakan sebuah keniscayaan yang harus dapat kita maklumi.
Faktanya saja bahwa wilayah Indonesia mulai dari pulau Sumatera hingga Papua dilewati oleh jalur cincin api (ring of fire) ditandai dengan banyaknya gunung berapi yang masih aktif hingga kini.
Potensi bencana yang akan terjadi yakni gunung meletus, gempa bumi, lahar dingin, dan sebagainya.
Pulau kalimantan yang bagi sebagian masyarakat dianggap sebagai daerah yang lebih aman dari bencana alam tetap saja tak sepenuhnya terbebas dari bencana alam.
Potensi bencana alam yang berpotensi terjadi di Kalimantan adalah kebakaran hutan, banjir bandang, dan sebagainya.
Oleh sebab itu tidak ada wilayah di Indonesia yang sepenuhnya bebas dari potensi bencana alam. Kita hanya perlu memakluminya dengan ikhlas dan penuh kesadaran.
Ada banyak sumber pengetahuan bagi kita tentang potensi bencana alam yang berasal dari nilai-nilai kearifan lokal yang hingga kini masih terus terjaga dan dipelihara secara turun-temurun.
Misalnya saja bagi masyarakat Minangkabau, ada pepatah "alam takambang jadi guru" (segala perkembangan yang terjadi di alam, dapat dijadikan guru atau pelajaran).
Pepatah ini erat kaitannya tentang bagaimana masyarakat minangkabau menangkap potensi pengetahuan dari berbagai fenomena alam yang terjadi, yang sifatnya baik maupun buruk.
Sebuah bentuk pengejawantahan pepatah yang luar biasa tersebut dapat dibuktikan dengan adanya bangunan adat "Rumah Gadang" yang menyesuaikan dengan fenomena alam yang terjadi.