Kerabat kami ini merupakan seorang guru yang masih berstatus honorer. Sama seperti para honorer lainnya, ia selalu bekerja dengan penuh keikhlasan walau dipenuhi oleh berbagai rintangan dan tantangan dalam mengajar.
Di luar jam mengajar, ia seringkali mengerjakan pekerjaan tambahan yang diberikan oleh Kepala Sekolah maupun guru lain terkadang hal itu dirasa cukup memberatkannya.
Memang sih, Kepsek atau guru lain hanya minta bantuan tapi jika semuanya ia yang handle tentu juga akan menjadi keteteran.
Keadaan tersebut terus terjadi sehingga seringkali harus mengorbankan tenaga, waktu dan bahkan biaya.
Padahal gaji yang diterima tidak sebanding dengan banyaknya pekerjaan di luar jam mengajar yang sungguh menguras banyak aspek dan perlu pengorbanan untuk itu.
Semua guru honorer pasti memiliki niat mulia yakni untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui upayanya dalam mengajar dan mendidik anak bangsa.
Namun, hanya saja pekerjaan yang harus dilakukannya di luar jam mengajar sungguh merepotkan. Belum lagi harus menyelesaikan administrasi dan perangkat pembelajaran seperti mengolah nilai dan sebagainya.
Walaupun di sekolahnya tersebut ada tenaga tata usaha (TU), namun karena ia memiliki keterampilan dan kompetensi yang mumpuni dan mampu menyelesaikan semua tugas dengan sangat baik dan memuaskan. maka dia lah yang sering "langganan" menyelesaikan berbagai tugas di sekolah tersebut.
Pun, apresiasi dan penghargaan yang diterimanya juga tidak sebanding dengan berbagai hal yang telah dikorbankan.
Gaji yang diterima dari sekolah tidaklah seberapa. Pembayaran gaji sebagai honorer pun dilakukan dalam masa 3 bulan sekali secara rapelan.
Sedangkan bentuk apresiasi dari sesama guru juga sangat kurang, jangankan memberi sedikit rupiah untuk mengelap keringat, ucapan terima kasih pun juga jarang ia terima.