Pada awalnya setelah bayi memakan pisang yang sudah dikerok walau dengan tekstur yang dirasa sudah halus, bayi memang diam tidak menangis lagi lalu bayi tersebut tertidur.
Tak lama setelah itu ketika bayi kembali terbangun dan setelah mendapatkan ASI dari ibunya, ia masih saja cenderung rewel dan menangis.
Akibatnya, si nenek kembali berinisiatif untuk memberikan kerokan pisang kepada cucunya itu.
Keesokan harinya si bayi mengalami kondisi kesehatan yang sangat menurun secara drastis. Kemudian pihak keluarga membawa bayi ke rumah sakit. Dalam perjalanan bayi tersebut telah menghembuskan nafas terakhirnya.
Dari hasil pemeriksaan pihak dokter rumah sakit diketahui bahwa kondisi lambung bayi tersebut telah membiru seperti memar yang sangat parah.
Kata dokter hal tersebut terjadi akibat lambung bayi belum kuat mencerna makanan yang dianggap masih padat.
Maka sangat kuat dugaan bahwa semua itu terjadi akibat pemberian pisang tadi. dan dokter memang membenarkan bahwa hal tersebutlah yang biasanya menjadi penyebab kasus kematian bayi yang diberikan MPASI tapi belum cukup umur.
Perlunya mengedukasi para generasi tua terkait MPASI di zaman kini
Kasus kematian bayi yang diakibatkan kurangnya wawasan ilmu pengetahuan tentang pemberian MPASI sebagaimana yang telah penulis kisahkan diatas memang sangat disayangkan sekali jika hal tersebut harus terjadi.
Dari kasus tersebut menyadarkan kita bahwa perlunya memberikan edukasi atau pencerahan kepada pada generasi tua atau para nenek bahwa pentingnya pengetahuan dan perencanaan yang benar-benar matang dan terukur terkait pemberian MPASI ini.