Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Demam Tinggi Pasca Operasi Hydrocephalus Berpotensi Menyebabkan Kematian Bayi

15 Agustus 2022   07:27 Diperbarui: 12 September 2022   08:43 1375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bayi dengan hidrosefalus (royalty-free stock photo/dreamstime.com)

Kemajuannya sangat luar biasa setelah dilakukan operasi maka si bayi dapat terus mengalami proses tumbuh kembang yang semestinya. Terakhir kali bayi sudah bisa mengangkat kepalanya sendiri. Lambat laun pasti bayi tersebut akan mampu berjalan dan beraktivitas seperti anak-anak lainnya.

Ilustrasi bayi hidrosefalus berpulang (freepik/phduet)
Ilustrasi bayi hidrosefalus berpulang (freepik/phduet)

Namun, ternyata Tuhan berkehendak lain untuk orang tua dan bayinya. 

Teman saya ini benar-benar mengalami ujian yang cukup berat untuk melatih kesabaran dan jiwa keikhlasan menjalani apa yang telah digariskan Tuhan untuknya.

Disaat bayinya telah menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan dan begitu membanggakan. Kemudian bayinya berpulang kehadirat Allah SWT.

Kala itu bayinya mengalami diare sehingga cairan tubuhnya tentu banyak yang terbuang dari proses pembuangan tersebut.

Selain diare, suhu tubuhnya juga sangat panas sekali. Suhu panasnya tak lekas turun bahkan sempat mencapai >42 derajat celcius. 

Sungguh sangat panas sekali bahkan bayinya juga sempat mengalami kejang. Ketika bayinya tutup usia pun panasnya masih antara 40-41 derajat celcius.

Ia menceritakan bahwa panas tinggi yang dialami bayinya berlangsung selama 3 hari lamanya. 

Hari pertama, bayinya langsung dilakukan swamedikasi. Hari kedua bayi dibawa ke poli anak. Sedangkan di hari ketiga pada pukul 08.00 WIB bayinya masuk IGD. Sayangnya pada pukul 18.05 WIB bayinya meninggal dunia.

Pada saat meninggal dunia ini sungguh membuat orang tuanya merasakan rasa kehilangan yang sangat besar. Apalagi kala itu bayinya sedang dalam kondisi terbaik dimana postur fisiknya sudah terlihat normal dengan ukuran kepala dan tubuh yang seimbang.

Tapi, mungkin itulah yang terbaik menurut Tuhan. Tuhan pasti punya rencana lain yang jauh lebih baik untuk masa selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun