Ketika pasangan suami istri mendapatkan seorang anak merupakan sebuah anugerah yang sangat luar biasa diberikan oleh Tuhan.Â
Semua orang tua pasti berharap ingin mendapatkan anak yang terlahir sempurna dari segala aspek. Namun terkadang Tuhan berkehendak lain sehingga anak yang dilahirkan mengidap penyakit atau hal-hal yang di luar prediksi orang tua.Â
Dunia kedokteran saat ini telah berkembang dengan sudah sangat canggih sekali yang didukung oleh alat-alat yang sangat modern dan futuristik.Â
Salah satunya adalah mesin USG yang bisa melihat atau mengamati kondisi bayi yang masih berada dalam kandungan seorang ibu.Â
Dengan USG, sebenarnya bertujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan sehingga resiko bayi terlahir tidak normal dapat segera ditanggulangi selagi masih dalam kandungan.
Tahukah Anda tentang hidrosefalus?Â
Hidrosefalus hingga kini masih menjadi sebuah misteri. Di beberapa dekade hingga saat ini, hidrosefalus sudah sangat sering menjangkiti bayi-bayi yang baru dilahirkan ke dunia ini.Â
Semua orang tua yang ada di dunia ini pasti akan menerima seperti apapun keadaan bayi yang dilahirkan dengan terus memberikan kasih sayang yang tanpa batas.Â
Termasuk pula ketika mungkin bayinya mengalami hidrosefalus. Orang tuanya pasti akan berjuang mengobati anaknya agar sembuh dan tumbuh normal layaknya anak-anak yang lain.Â
Hal yang paling menonjol yang dialami oleh bayi yang mengalami hidrosefalus ini selalu terlihat pada bagian ukuran kepala yang semakin membesar lantaran adanya penumpukan cairan di dalam rongga otak.Â
Cairan tersebut harus segera dibuang atau dikeluarkan dari rongga otak tersebut. Jika tidak dikeluarkan sesegera mungkin, maka pertumbuhan fisik anak akan terganggu.Â
Sebelumnya di sini penulis sudah pernah membagikan sebuah tulisan tentang kunci keberhasilan penyembuhan hidrosefalus.
Tulisan tersebut berdasarkan pengalaman penulis sendiri di mana memiliki keponakan yang sewaktu masih bayi dengan umur hitungan bulan juga terkena hidrosefalus.Â
Namun alhamdulillah bisa dikatakan proses penyembuhannya berjalan cukup baik dengan hasil yang sangat memuaskan sehingga keponakan kami dapat tumbuh layaknya anak-anak lain.Â
Karena proses penyembuhan yang berkesinambungan, akhirnya keponakan kami bisa melakukan pergerakan fisik dengan baik. Ia mampu berjalan dan beraktivitas dengan normal.Â
Ia memiliki kemampuan berkomunikasi dan kepribadian yang sama dengan anak-anak yang lain. Dan yang paling penting adalah pertumbuhan tengkorak kepalanya tidak terlalu mencolok jika diperhatikan dari jarak jauh.
Karena adanya tulisan yang sudah penulis sebarkan di Kompasiana tentang penyembuhan hidrosefalus ini, akhirnya banyak orang tua yang anaknya mengalami hidrosefalus mencoba menghubungi penulis.Â
Beberapa waktu yang lalu ada beberapa orang tua yang mengirim pesan via DM kepada penulis yang selanjutnya mereka sharing mengenai kondisi anaknya dan meminta saran tentang seperti apa langkah penanganan yang harus diambil.
Para orang tua ini pada umumnya sudah melakukan konsultasi kepada dokter. Tapi sebagian orang tua memang perlu tambahan literasi mengenai proses penyembuhan hidrosefalus ini via informasi yang diperoleh dari internet atau media sosial.Â
Ketika seorang bayi terdiagnosa mengidap hidrosefalus maka bayi tersebut harus segera ditangani dokter untuk melakukan operasi pemasangan selang guna membuang cairan yang ada di rongga kepala tersebut.
Bila pemasangan selang dilakukan tepat waktu maka cairan yang terkumpul tersebut tidak akan mengganggu pertumbuhan rangka atau rongga otak.
Namun, bila sempat terlambat maka cairan tersebut akan mengendap di rongga otak. Oleh sebab itulah maka pertumbuhan rangka otak bayi dan mengidap hidrosefalus menjadi terlihat sangat berbeda dan menarik perhatian.Â
Jika pemasangan selang ini tepat waktu maka harapan keberhasilan penyembuhan hidrosefalus ini akan memiliki peluang yang sangat tinggi.
Sehingga ibu yang tadi melakukan sharing tentang kondisi bayinya ikut mengambil langkah penanganan sesegera mungkin untuk bayinya.
Ia kemudian langsung membawa bayinya ke dokter dan melakukan operasi pemasangan selang. Sehingga hasilnya pun cukup signifikan dan anaknya dapat berkembang dengan baik pula.
Setelah beberapa bulan akhirnya dapat terlihat bahwa ukuran kepala bayinya terus menyusut sehingga bayinya sudah belajar untuk mengangkat kepalanya sendiri dan menggeser kepala ke kanan dan ke kiri.
Tumbuh kembang anaknya menjadi tidak terlalu terhambat karena kepalanya sudah bisa diangkat sendiri oleh si bayi.
Terakhir kali ketika penulis berkomunikasi dengannya, dengan bangga si ibu menerangkan bahwa hidrosefalus pada rongga kepala bayinya terus menyusut sehingga bayinya dapat terus berjuang untuk bisa berkembang sesuai usianya.
Si ibu juga menunjukkan foto dan video yang memperlihatkan bahwa ketika itu anaknya sudah bisa mengangkat kepalanya sendiri. Dan dokter sangat mengapresiasi perjuangan orang tua serta ikut bangga dengan semangat bayinya untuk tumbuh secara mandiri.
Jadi, kunci keberhasilan penyembuhan hidrosefalus sebenarnya adalah langkah penanganan yang cepat tanggap. Ketika hidrosefalus ini masih baru maka orang tua harus segera membawa anaknya ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan medis berupa pemasangan selang untuk membuang cairan berlebih di rongga tengkorak kepala.
Di samping itu, setelah pemasangan selang ini maka langkah selanjutnya adalah kontinuitas untuk kontrol tumbuh kembang anak. Orang tua harus selalu mengkonsultasikan kendala dan progress terkait tumbuh kembang yang dialami anak.
Proses penyembuhan hidrosefalus ini tidak bisa dilakukan sebentar saja melainkan dilakukan secara kontinyu.
Artinya ketika anak sudah remaja pun tetap dilakukan kontrol terkait selang yang telah terpasang di tubuh anak.
Orang tua tidak boleh mengabaikan begitu saja dengan tidak peka dengan kondisi anak dengan hidrosefalus ini.
Hal tersebut terbukti bahwa terakhir kali keponakan kami mendapatkan tindakan medis untuk tindak lanjut kondisi selang yang dipasang pada tubuhnya ketika ia sudah remaja dan telah berumur 16 tahun.
Hingga kini, dalam tubuh keponakan kami masih terpasang selang yang mengalirkan cairan hidrosefalus ini.
Walaupun begitu, dengan adanya pemasangan selang ini keponakan kami tidak mengalami gangguan untuk melakukan pergerakan. Di mana ia mampu melakukan segala aktivitas yang sama-sama dilakukan oleh orang lain.
Bahkan ia juga bisa mengendarai sepeda motor sendiri dan membonceng orang lain.
Demikianlah yang harus dilakukan oleh orang tua yang anaknya mengidap hidrosefalus. Sekali lagi kami tegaskan bahwa hidrosefalus ini harus segera mendapatkan penanganan berupa pemasangan selang disaat usia anak masih hitungan bulan.
Selanjutnya, selang yang telah terpasang harus terus dikontrol dan dikonsultasikan ke dokter kapan perlu diganti atau diperbaharui.
Cairan hidrosefalus tersebut harus terus dibuang agar tumbuh kembang anak tidak terganggu. Sehingga anak dapat tumbuh normal dan selayaknya.
Demikianlah yang dapat kami bagikan di sini. Semoga informasi ini bermanfaat dan menambah wawasan tentang bagaimana penanganan yang tepat kepada bayi yang terkena hidrosefalus.Â
Untuk informasi lebih lanjut terkait langkah penangan yang tepat maka orang tua perlu menghubungi dokter yang ahli di bidang ini.
*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
[Akbar Pitopang]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H