Pola perilaku anak-anak atau siswa masa kini sangat beragam. Gaya pergaulan yang dialami anak saat ini seringkali mempengaruhi bagaimana cara anak bersikap dan menentukan sebuah respon terhadap suasana hati yang dialaminya.
Banyak hal yang terjadi saat ini yang bisa memengaruhi regulasi emosi pada anak-anak. Terkadang pengaruh dari orang tua di rumah bisa juga memengaruhi level emosional anak.Â
Selain itu pengamatan dan pengalaman yang mereka dapatkan selama di lingkungan rumah dan atau di lingkungan masyarakat pun juga akan memengaruhi regulasi emosi anak.Â
Sehingga ketika anak berada di lingkungan sekolah dan akan berinteraksi dengan teman-temannya dengan berbagai latar belakang watak dan kepribadian.Â
Dari interaksi yang dilakukan anak di sekolah bisa saja diselingi oleh hal-hal yang bisa mengobok-obok perasaan sehingga mereka bisa saja menjadi emosional.
Kita akan sering menemukan anak-anak yang menjadi korban bully atau olok-olokan dari teman-temannya.Â
Bisa jadi karena anak tersebut yang bersikap lemah di hadapan teman-temannya sehingga kondisi tersebut dimanfaatkan oleh teman yang merasa hebat untuk melancarkan aksinya kepada temannya yang dianggap lemah tersebut.
Suatu ketika ada siswa yang bisa dibilang agak pendiam yang mengaku menjadi korban olok-olokan dari temannya. Padahal siswa tersebut memiliki kekuatan untuk melawan lantaran ia merupakan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler beladiri yang diadakan di sekolah.Â
Sebuah kasus terindikasi kekerasan melibatkan tiga orang siswa di mana 2 siswa laki-laki dan 1 siswi perempuan. Tapi ada yang menjadi perhatian guru dan pihak sekolah adalah seorang siswa yang memiliki tubuh yang yang lebih besar dibandingkan dengan temannya yang mengikuti ekstrakurikuler beladiri.Â
Lalu, entah apa masalahnya hingga pada akhirnya siswa tersebut berani untuk memukul temannya yang laki-laki tadi dan juga teman perempuannya.