Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Bagaimana Dampak "Long Distance Parenting" bagi Tumbuh Kembang Anak?

24 Juli 2022   05:46 Diperbarui: 28 Juli 2022   13:30 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selama menjalani long distance pareting, anak semakin mantap belajar makan sendiri (Foto: Akbar Pitopang)

Long Distance Parenting dapat diartikan sebagai pola pengasuhan anak secara jarak jauh. dimana antara orangtua dan anak berada di tempat yang berbeda dipisahkan oleh jarak.

Pola asuh anak dengan cara ini bisa saja diterapkan oleh orangtua dengan mobilitas tinggi yang tinggal atau menetap di perantauan, tidak memiliki anggota keluarga di tempat yang sama, serta tidak ada tempat untuk menitipkan anak dalam kurun waktu tertentu.

Biasanya, cara orangtua menerapkan long distance parenting ini dilakukan dengan menitipkan anak kepada orang yang bisa dipercaya dan diminta pertanggungjawaban misalnya anggota keluarga di kampung. 

Selanjutnya, kita sebut saja anggota keluarga di kampung yang menggantikan sementara peran orangtua untuk mengasuh anak dengan sebutan pengasuh.

Keputusan untuk mengambil pilihan model pengasuhan anak secara long distance parenting ini tentunya ada sisi plus dan minus.

Long distance parenting memiliki sisi minus dimana orangtua tidak dapat memperhatikan tumbuh kembang anak secara langsung dari pertemuan tatap muka. Interaksi dengan cara sentuhan langsung dari orangtua kepada anak menjadi terbatas.

Namun, pada akhirnya semua itu dapat diatasi jika orangtua dan pengasuh saling bekerja sama dengan baik.

Sejauh ini, antara kami selaku orangtua yang sedang menerapkan long distance parenting membangun pola komunikasi jarak jauh kepada pengasuh dengan saling menjaga kualitas interaksi dan pola komunikasi dua arah.

Walaupun untuk beberapa saat ini kami mengasuh dan memantau anak dari jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi digital via video call, kami tidak rela untuk melewatkan segala kemajuan tumbuh kembang yang dialami oleh buah hati kami.

Menurut pendapat Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, long distance parenting memang punya tantangan tersendiri. Namun, selama komunikasi, kepercayaan, dan perasaan saling memahami terus diusahakan semaksimal mungkin, seharusnya hubungan jarak jauh tersebut bukanlah menjadi sebuah masalah. (sumber)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun