Untuk bagian puncak masjid ini juga pernah diperbaiki sebanyak dua kali yakni pada tahun 1980 dan 1992.
Selanjutnya, pada tahun 2004 pemerintah setempat memberikan bantuan untuk pembangunan gerbang masjid.
Corak dan gaya arsitektur masjid ini hampir sama seperti arsitektur masjid di daerah Minangkabau lainnya.
Dengan ciri khas pada bagian atap masjid ini yang terdiri dari beberapa tingkatan.
Pada tingkatan atap teratas terdapat ruang berbentuk persegi dengan empat atap “bagonjong” yang mengarah ke 4 penjuru mata angin yang dilengkapi dengan “mustaka” di bagian tengahnya.
Empat gonjong melambangkan 4 raja dari 4 suku yang bermukim di kawasan alam Surambi Sungai Pagu yaitu Kampai, Panai, Malayu dan Tigo Lareh.
Sementara mustaka yang menjulang tinggi ke langit lebih kurang 1,5 meter melambangkan bahwa 4 raja tersebut bertuhan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yakni Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
5 buah tiang yang terdapat di dalam bangunan masjid melambangkan Rukun Islam.