Dengan sampah, sebenarnya masyarakat dapat menambah penghasilan dan meningkatkan pendapatan per kapita.
Pengelolaan sampah ini dapat dilakukan secara bersama-sama di lingkungan kehidupan sosial kemasyarakat seperti pada lingkungan perumahan yang terdapat di kawasan perkotaan.
Demikianlah yang terjadi di salah satu perumahan yang lokasinya dekat pula dengan alamat atau tempat tinggal penulis. Warga perumahan tersebut telah diarahkan untuk dapat mengelola sampah rumah tangga untuk ditukat menjadi pundi-pundi rupiah.
Bapak Solikin, selaku salah satu staf pengelola Bank Sampah "Hijau Lestari Terus" ini menuturkan bahwa setiap kali pencairan untuk hasil penyetoran sampah dari warga prumahan tersebut dapat meraup pendapatan hingga mencapai Rp 30 juta.
Mendengar informasi tersebut membuat kami cukup takjub dan benar-benar tidak menyangka bahwa hanya dari sampah saja bisa menghasilkan uang sebanyak itu.
Nah, oleh karena itulah pentingnya tata kelola ekonomi hijau yang dapat diterapkan oleh segenap lapisan masyarakat secara berkelanjutan.
Melalui investasi hijau yang dikucurkan oleh perusahaan atau pihak swasta yang bekerja sama dengan instansi pemerintah maka ikut berkontribusi dalam tata kelola ekonomi hijau guna mengurasi emisi karbon dan GRK.
Dari apa yang telah mulai dirintis dan terus disebar luaskan ke berbagai wilayah di Indonesia mengenai investasi dan ekonomi hijau ini, maka dapat menjadi sebuah prestasi yang perlu diapresiasi oleh khalayak dunia melalui forum internasional lewat G20 ini contohnya.
Oleh karena itu, posisi Indonesia sebagai presidensi atau tuan rumah G20 pada tahun ini menjadi momentum berharga yang memberikan Indonesia beragam manfaat dan keuntungan luar biasa.
Bahwa sudah jelas posisi Indonesia dalam keanggotan dan presidensi G20 ini sangat penting sebagai upaya Indonesia yang hingga kini terus mendambakan menjadi salah satu negara maju di bidang perekonomian dunia.