Selain dikarenakan kami tidak tahu alamat kediaman orang tua siswa yang memberikan bingkisan hadiah tersebut. Juga sepertinya hal itu akan menyinggung perasaan orang tua siswa.
Budaya yang berkembang di negara kita ini adalah budaya "tidak enakan".Â
Ketika orang tua wali murid tidak enakan jika tidak memberikan hadiah padahal guru sudah berjuang mencerdaskan anaknya dalam proses menuntut ilmu dan pengetahuan.
Serta guru pun tidak enakan jika menolak pemberian dari orang tua.
Dalam kacamata posisi sebagai guru sebenarnya jika memungkinkan akan menolak pemberian hadiah tersebut.
Setiap kali orang tua memberikan hadiah pasti yang dilakukan oleh guru pertama kali adalah menunjukkan sikap penolakan.
Tapi sudah pasti bahwa orang tua siswa tidak akan menyerah begitu saja, tidak akan pernah ada ceritanya bahwa hadiah yang telah disiapkan tersebut kembali dibawa pulang.Â
Bahkan dari penolakan yang ditunjukkan oleh guru, orang tua siswa malah akan memaksa guru untuk menerimanya.
Sebuah dilema yang akan dialami oleh para guru. Niat awal dari orang tua mungkin mengandung nilai positif dimana hal itu sebagai bentuk apresiasi atau ucapan terima kasih.Â
Apakah guru harus serta merta menolak semua bentuk pemberian dari orang tua kepada guru?
Mengapa guru tidak boleh menerima rezeki Tuhan yang disampaikan lewat jalan pemberian hadiah dari orang tua? Bukankah menolak rezeki itu dilarang agama karena dapat menjadi sebuah bentuk rasa tidak bersyukur atas rezeki yang datang menghampiri?