Tak terasa saat ini kita tengah berada di ujung masa tahun ajaran. Lalu, sebentar lagi sudah tiba pula saatnya bagi kita untuk memasuki era yang baru.
Apalagi kalau bukan untuk penerapan Kurikulum Merdeka yang jika tidak ada perubahan jadwal akan mulai diterapkan pada awal tahun ajaran 2022-2023 pada bulan Juli yang sudah di depan mata.
Kurikulum Merdeka digadang-gadang dapat menjadi solusi atas berbagai permasalahan dalam dunia pendidikan terutama sistem dan model pembelajaran yang selama ini diterapkan pada Kurikulum 2013.
Ditambah fenomena learning loss yang terjadi di masa pandemi yang lalu. Di mana siswa tidak dapat menikmati proses pembelajaran yang bermakna.
Oleh sebab itu, maka Kurikulum Merdeka mencuat ke permukaan sebagai upaya untuk menghentikan semua dampak buruk dalam dunia pendidikan yang telah terjadi selama ini.
Saat ini status berbagai tingkat satuan pendidikan Indonesia terbagi atas tiga pilihan dalam perencanaan penerapan Kurikulum Merdeka.
Ada tiga opsi yang ditawarkan kemendikbud; mandiri belajar, mandiri berubah, dan mandiri berbagi.
Sedangkan sekolah kami sudah mendaftarkan diri untuk opsi yang kedua yakni Mandiri Berubah.
Sehingga diharapkan pada tahun ajaran yang baru ini dapat mulai menerapkan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum operasional sekolah.
Walau demikian, ternyata persiapan untuk menuju penerapan Kurikulum Merdeka ini dirasa masih sangat kurang dan masih sangat membutuhkan perhatian lebih. Khususnya perhatian dari segenap majelis guru.
Guru yang menjadi ujung tombak yang akan mengenalkan Kurikulum Merdeka ini nantinya kepada siswa dalam proses pembelajaran.
Tapi banyak diantara guru yang masih sangat terbatas wawasan dan pengetahuannya tentang apa itu Kurikulum Merdeka.
Hal ini dapat disimpulkan berdasarkan fakta yang ada sesuai wawancara singkat yang penulis lakukan pada sebagian guru yang ada di sekolah. baik guru muda maupun pada guru senior.
Rata-rata dari hal sharing yang penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa pemahaman guru terkait Kurikulum Merdeka ini masih sangat terbatas sekali.
Hanya satu hal yang mereka tangkap tentang apa itu Kurikulum Merdeka. Yakni, menurut para guru tersebut Kurikulum Merdeka akan memerdekakan siswa.Â
Merdeka dari model pembelajaran yang sangat berat yang dirasakan selama ini oleh siswa. Dan juga mereka menganggap bahwa Kurikulum Merdeka akan membebaskan guru dari belenggu administrasi dan perangkat pembelajaran yang harus disiapkan guru selama ini untuk proses pembelajaran.
Sedangkan tentang seperti apa model pembelajaran yang ada pada Kurikulum Merdeka, perangkat pembelajaran seperti apa saja yang akan disiapkan, dan lain sebagainya, para guru tersebut masih kebingungan dalam menjawabnya.
Untuk itu, Kepala Sekolah mengamanahkan sebuah misi kepada penulis untuk menyampaikan atau mempresentasikan informasi tentang Kurikulum Merdeka ini.
Maka pada hari ini, Jumat tanggal 24 Juni 2022, di pagi hari yang cerah dan ditengah kesibukan guru menyelesaikan pencetakan rapot akhir semester. Penulis sudah menyampaikan materi tentang Kurikulum Merdeka ini didepan para majelis guru serta Kepala Sekolah.
Beberapa hal yang telah penulis terangkan dihadapan para hadirin yang berada di ruangan itu diantaranya adalah terkait perubahan pola dan strategi pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka.
Penulis sampaikan beberapa pokok perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka. Termasuk adanya beberapa perubahan istilah dan karakteristik yang terdapat dalam Kurikulum Merdeka.
Tiga karakteristik itu diantaranya; materi yang akan diberikan kepada siswa adalah materi yang bersifat esensial yang mengakomodir kebutuhan siswa. Jam pelajaran yang lebih fleksibel. Serta tersedianya banyak bahan pilihan bahan ajar untuk mendukung proses pembelajaran menggunakan Kurikulum Merdeka ini.
Diawal proses pembelajaran, guru perlu melakukan Penilaian Diagnostik untuk memetakan sejauh mana tingkat kemampuan kognitif siswa terkait sebuah materi pelajaran yang hendak diajarkan.
Hasil dari diagnosis kemampuan siswa melalui penilaian diagnostik ini, selanjutnya guru dapat menyiapkan model pembelajaran yang berdiferensiasi. Dimana strategi pembelajaran yang beragam akan dapat membuat semua siswa memahami pengetahuan yang diberikan guru.
Kemudian, pada Kurikulum Merdeka ini nantinya siswa akan mendapatkan pembelajaran berbasis projek yang dikerjakan bersama secara berkelompok selama masa setahun periode tahun ajaran.
Tujuan dari pengerjaan projek secara berkelompok ini dengan harapan melahirkan siswa yang memiliki jiwa kolaboratif dan belajar cara berkomunikasi dan mengkomunikasikan ide-idenya dengan baik.
Sebagaimana yang tertuang dalam karakter Profil Pelajar Pancasila yang menjadi acuan pembentukan karakter siswa pada Kurikulum Merdeka ini.
Alokasi jam pelajaran pada Kurikulum Merdeka tidak dikunci per minggu, melainkan per tahun. Sehingga guru akan dapat merencakan strategi dan model pembelajaran mana yang pas untuk diterapkan kepada siswanya.
Pada Kurikulum Merdeka nantinya sekolah dapat menentukan akan seperti apa model kurikulum operasional sekolah sesuai dengan keperluan atau kebutuhan sekolah berdasarkan kebutuhan siswa selama ini.
Dari proses pemaparan terkait Kurikulum Merdeka ini dihadapan segenap majelis guru dan Kepala Sekolah dapat penulis amati bahwa para guru sangat antusias menyimak informasi yang disampaikan.
Perhatian mereka juga fokus mencermati informasi melalui tayangan presentasi yang penulis siapkan untuk sesi berbagi wawasan kepada sesama rekan guru pada kesempatan kali ini.
Kemudian setelah penulis selesai memaparkan informasi yang patut disampaikan kepada rekan sesama guru. Setelah itu rekan guru yang lainnya mengajukan beberapa pertanyaan.
Ada rekan guru yang bertanya terkait seperti apa perangkat dan panduan guru agar dapat menjalankan Kurikulum Merdeka ini.
Penulis sampaikan bahwa saat ini semua guru dituntut pemerintah untuk mau dan siap belajar secara mandiri dalam memahami Kurikulum Merdeka.
Karena dunia pendidikan sudah semakin canggih dengan penetrasi internet dan perangkat belajar daring yang selama ini telah dijalankan pada masa pandemi.
Maka pemerintah menyodorkan platform merdeka mengajar berbasis aplikasi android yang dapat diinstall di handphone masing-masing guru untuk memudahkan guru memahami Kurikulum Merdeka.
Selanjutnya penulis mengajarkan rekan guru untuk mendaftarkan diri atau membuat akun pengguna pada aplikasi platform merdeka belajar tersebut.
Lalu, penulis juga menjelaskan secara singkat dan jelas tentang beberapa fitur yang terdapat dalam aplikasi tersebut.
Seperti adanya materi pelatihan yang bisa dikerjakan guru langsung di handphone. pembuatan kelas sesuai pembagian kelas yang diampu masing-masing guru.
Termasuk pula penulis mengajarkan rekan guru untuk mengunduh contoh panduan pembelajaran yang diajarkan nantinya pada Kurikulum Merdeka.
Semua guru sudah berhasil menginstall aplikasi platform merdeka mengajar ini di handphone masing-masing.
Selanjutnya langkah guru dalam upaya meningkatkan kapasitas pemahaman terkait Kurikulum Merdeka ini adalah dengan cara mengutak-atik segala fitur yang ada dan itu semua bisa dilakukan guru kapan saja dan dimana saja.
Setelah penulis selesai mempresentasikan pemaparan informasi tentang Kurikulum Merdeka ini. Selanjutnya Kepala Sekolah mengajar para guru untuk saling berdiskusi tentang kesiapan guru dan sekolah dalam menyongsong kurikulum yang baru ini.
Dapat terlihat para guru saling berdiskusi dan sharing untuk mengkomunikasikan pandangannya mengenai kurikulum yang baru ini.
Setelah itu, Kepala Sekolah meminta pendapat masing-masing guru lalu kemudian kami yang ada dalam ruangan tersebut sudah sangat yakin dan siap untuk menerapkan Kurikulum Merdeka ini mulai awal tahun ajaran nanti.
Selain itu, sudah sejauh apa kesiapan sekolah untuk penerapan Kurikulum Merdeka ini?
Sebelumnya, selain penulis diamanahkan untuk mengikuti sosialisasi Kurikulum Merdeka. Dua orang rekan guru juga sudah mengikuti pelatihan singkat tentang kurikulum ini yang dilaksanakan oleh LPMP beberapa waktu yang lalu.
Sejauh ini sekolah kami maupun sekolah lain sudah mulai memesan contoh buku panduan untuk bahan ajar dalam penerapan Kurikulum Merdeka ini. Karena utusan penerbit sudah banyak yang datang ke sekolah menawari cetakannya.
Personil guru yang ada di sekolah kami banyak juga yang sudah senior dan hampir mendekati masa purnabakti atau pensiun.
Walau demikian, perhatian mereka juga cukup tersita untuk dapat memahami tentang Kurikulum Merdeka ini.Â
Dan sejauh ini para guru tidak banyak komplain dan siap untuk sama-sama belajar bersama guru muda untuk meningkatkan kapasitas diri dan kompetensi yang dibutuhkan demi kesuksesan penerapan Kurikulum Merdeka ini.
Kedepannya, peran kemendikbud diharapkan harus lebih maksimal dalam melatih kesiapan guru untuk menerapkan Kurikulum Merdeka ini.
Misalnya dengan pelaksanaan bimtek, workshop maupun pelatihan-pelatihan tentang praktek secara teknis bagaimana menerapkan Kurikulum Merdeka ini.
Semoga dalam proses penerapan Kurikulum Merdeka ini dapat berjalan dengan baik dan dan terukur berdasarkan apa yang telah dicita-citakan pemerintah.
Di masa transisi antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka ini, guru harus mampu memposisikan dirinya untuk siap belajar dan memahami seluk-beluk tentang Kurikulum Merdeka ini.
Guru tetap belajar, walau sudah mengajar.
Salam berbagi dan menginspirasi.
[Akbar Pitopang]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H