Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Jelang Penerapan Kurikulum Merdeka, Apakah Masih Butuh Pendampingan?

24 Juni 2022   16:11 Diperbarui: 26 Juni 2022   05:50 1514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesi berbagi informasi tentang Kurikulum Merdeka dengan sesama guru dan Kepala Sekolah (Foto Akbar Pitopang)

Tiga karakteristik itu diantaranya; materi yang akan diberikan kepada siswa adalah materi yang bersifat esensial yang mengakomodir kebutuhan siswa. Jam pelajaran yang lebih fleksibel. Serta tersedianya banyak bahan pilihan bahan ajar untuk mendukung proses pembelajaran menggunakan Kurikulum Merdeka ini.

Diawal proses pembelajaran, guru perlu melakukan Penilaian Diagnostik untuk memetakan sejauh mana tingkat kemampuan kognitif siswa terkait sebuah materi pelajaran yang hendak diajarkan.

Hasil dari diagnosis kemampuan siswa melalui penilaian diagnostik ini, selanjutnya guru dapat menyiapkan model pembelajaran yang berdiferensiasi. Dimana strategi pembelajaran yang beragam akan dapat membuat semua siswa memahami pengetahuan yang diberikan guru.

Kemudian, pada Kurikulum Merdeka ini nantinya siswa akan mendapatkan pembelajaran berbasis projek yang dikerjakan bersama secara berkelompok selama masa setahun periode tahun ajaran.

Tujuan dari pengerjaan projek secara berkelompok ini dengan harapan melahirkan siswa yang memiliki jiwa kolaboratif dan belajar cara berkomunikasi dan mengkomunikasikan ide-idenya dengan baik.

Sebagaimana yang tertuang dalam karakter Profil Pelajar Pancasila yang menjadi acuan pembentukan karakter siswa pada Kurikulum Merdeka ini.

Alokasi jam pelajaran pada Kurikulum Merdeka tidak dikunci per minggu, melainkan per tahun. Sehingga guru akan dapat merencakan strategi dan model pembelajaran mana yang pas untuk diterapkan kepada siswanya.

Pada Kurikulum Merdeka nantinya sekolah dapat menentukan akan seperti apa model kurikulum operasional sekolah sesuai dengan keperluan atau kebutuhan sekolah berdasarkan kebutuhan siswa selama ini.

Dari proses pemaparan terkait Kurikulum Merdeka ini dihadapan segenap majelis guru dan Kepala Sekolah dapat penulis amati bahwa para guru sangat antusias menyimak informasi yang disampaikan.

Perhatian mereka juga fokus mencermati informasi melalui tayangan presentasi yang penulis siapkan untuk sesi berbagi wawasan kepada sesama rekan guru pada kesempatan kali ini.

Kemudian setelah penulis selesai memaparkan informasi yang patut disampaikan kepada rekan sesama guru. Setelah itu rekan guru yang lainnya mengajukan beberapa pertanyaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun