Karena hidup di perkotaan yang dipenuhi oleh bangunan permanen serta menipisnya keberadaan pepohonan. Tidak ada lagi yang namanya hutan di lingkungan perkotaan.
Dalam arti sebuah hutan yang bisa dijadikan lahan berburu bagi para bapak-bapak. Kalau saja masih ada hutan mungkin saja bapak-bapak akan pergi berburu hewan seperti unggas, rusa, dan lain sebagainya.
Maka memancing menjadi satu-satunya cara yang mudah untuk dilakukan oleh bapak-bapak yang membina keluarga dan tinggal di perkotaan. Tidak membutuhkan biaya yang besar.
Sebuah fenomena yang sudah biasa kita jumpai di lingkungan perkotaan saat ini. Di pinggir jalan besar seringkali kita mendapati keberadaan bapak-bapak yang sedang asyik memancing ikan.
Walau begitu fenomena memancing ikan di lingkungan perkotaan dapat menjadi perhatian bersama untuk kita semua.
Para bapak-bapak harus teredukasi dengan baik bahwa hendaknya hanya memancing ikan di situasi air yang mengalir.
Keadaan warna air juga harus diperhatikan secara teliti. Jangan memancing di kondisi air yang berwarna hitam. Karena hal itu menandakan air dalam kondisi sangat tidak sehat.
Jika menemukan ikan dalam kondisi kurang sehat seperti kondisi mata yang buram maupun keadaan sisik atau bagian tubuh yang mengelupas maka hendaknya tidak dikonsumsi.
Karena kemungkinan besar ikan tersebut bertahan hidup dalam situasi air yang berbahaya hingga merusak beberapa jaringan tubuhnya.
Fenomena yang terjadi saat ini dimana para bapak-bapak memancing ikan di aliran sanitasi kawasan perkotaan, janganlah terlalu menjadi pergunjingan dan cemoohan yang keluar dari mulut warga.
Karena kondisi ekonomi yang sedang sulit ini mau tak mau membuat seorang bapak ikut memutar otak untuk memenuhi kebutuhan.
Aktifitas memancing di kawasan perkotaan memiliki magnet tersendiri bagi para penghobi dan penggemarnya.
Biarkan saja para bapak-bapak ini tetap menyalurkan hobinya selagi tidak mengganggu warga masyarakat maupun lingkungan.