Begitu latahnya para oknum yang menganggap dirinya seorang content creator dengan melakukan aksi-aksi atan tindakan bodoh demi sebuah konten. Padahal tindakan yang dilakukan dapat membahayakan atau merugikan diri sendiri dan pihak lain.
Telah berulang kali kita mendapati aksi berbagai content creator yang memilih melakukan tindakan bodoh demi sebuah konten agar dapat viral dan dikenal luas oleh para netizen dan masyarakat di luar sana.
Seakan-akan para content creator menganggap aksi bodoh tersebut adalah tindakan yang layak yang harus dilakukan agar kontennya bisa viral dan menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan atau target si content creator.
Apalagi masyarakat hanya menuntut klarifikasi dari yang bersangkutan dengan merekan video permohonan maaf. Maka permasalahan pun selesai. Masyarakat seakan sudah melupakan aksi bodoh tersebut.
Akibatnya banyak oknum content creator yang ketika memungkinkan akan mencoba melakukan aksi bodoh atau tindakan diluar batas kewajaran demi menghadirkan sebuah konten dengan tujuan dapat viral dan terkenal.
Kontennya menjadi trending atau populer dan menjadi bahan perbincangan para netizen dan masyarakat luas. Plot twist dari aksi bodoh yang menjadi viral berbuah pundi-pundi rupiah karena diundang dan diliput media serta mendapatkan tawaran endorse dan iklan.
Begitulah pola oknum content creator agar dapat terkenal dengan cara mudah dan instan. Pola seperti ini dapat dengan mudah ditularkan kepada yang lainnya jika memiliki keberanian dan nyali yang besar.
Bagaimana cara kita menyikapi aksi-aksi tidak terpuji yang dilakukan oknum content creator belakangan ini terjadi? Maka izinkan kami menyampaikan pandangan mengenai hal ini.
- Jadilah content creator yang bijak dan cerdas dalam menilai sebuah situasi.
Tidak semua hal boleh dijadikan konten. Tidak semua hal bisa dijadikan alasan demi menghadirkan sebuah konten.
Jika seorang content creator ingin cepat terkenal dan trending maka hendaknya memutar ide dengan menghadirkan konten-konten yang menarik dan memiliki nilai. Kembali lagi ditekankan bahwa, konten yang dihadirkan harus memiliki esensi bukan hanya sebatas sensasi semata.
- Menikmati proses dan tak ada kesuksesan yang instan di dunia ini.
Dari dulu kita menyaksikan bahwa banyak sekali orang-orang sukses yang meraih kesuksesannya dalam waktu yang tidak singkat sama sekali.
Ada proses dan tahap demi tahap yang harus dilalui demi meraih sebuah kesuksesan. Di dunia tidak ada yang instan kecuali mie instan.
Sehingga kita semua dituntut untuk berjuang dan bekerja keras memutar ide dan kreativitas agar dapat meraih sebuah kesuksesan yang hakiki.
- Perlunya dukungan dan pengawasan dari orang tua atau keluarga.
Jika para orang tua telah mengetahui bahwa anaknya merupakan seorang content creator baik pemula maupun yang sudah profesional, maka hendaklah orang tua tetap mengawasi anaknya agar tetap berada dalam batas kewajaran yang diterima oleh masyarakat maupun netizen.
Orang tua dapat menegaskan kepada anaknya agar terlebih dahulu memikirkan dan mempertimbangkan rencana tindakan yang hendak dilakukan apakah sebuah tindakan yang diluar batas atau tidak.
Kontrol yang dilakukan oleh orang tua ini demi mengingatkan anaknya agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat mempertaruhkan kehormatan dan nama baik keluarga.
- Masyarakat harus bijak dalam mengomentari aksi yang dilakukan content creator.
Kalaupun telah terjadi tindakan salah atau keliru maka masayarakat tetap membimbing para content creator agar kembali ke jalur yang benar. Masyarakat hendaklah tidak menguncilkan atau mem-bully.
Disamping itu pula masyarakat dan para netizen harus mampu memetik hikmahnya agar suatu saat di kemudian hari tidak ikut-ikutan melakukan aksi yang tidak terpuji.
Tidak semua yang trending harus diikuti. Tidak usah ikut-ikutan jika ujung-ujungnya malah akan memjerumuskan diri sendiri dan masyarakat lainnya.
Semoga kedepannya tidak terjadi lagi tindakan atau aksi-aksi bodoh yang dilakukan oknum content creator demi sebuah konten dengan tujuannya agar dapat viral.
Hendaknya para content creator dapat semakin teredukasi dengan kejadian-kejadian yang sudah berlalu dengan mengambil pelajaran dan pesan moralnya.
Para content creator, netizen, dan masyarakat luas harus meningkatkan literasi digital agar konten-konten yang beredar dapat semakin berkualitas dan mengandung materi yang esensial.