Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bangkit Bersama Pancasila Membangun Peradaban Dunia

1 Juni 2022   11:52 Diperbarui: 5 Juni 2022   14:34 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia presidensi G20 tahun 2022 (Olgastocker / Adobe Stock Written by Ionel Zamfir)

"Bisa dong..."

"Silahkan.."

"Pancasila....... satu ketuhanan yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, keadilan sosial...."

"Waduh, loh kok gitu..? Jelas salah dong urutannya.."

Mungkin obrolan ringan seperti yang dicontohkan diatas menjadi sebuah obrolan yang sering kita lakukan pada saat momen Hari Lahirnya Pancasila diperingati seperti hari ini.

Seketika ruang-ruang publik dipenuhi oleh obrolan sederhana semacam itu. Untuk memutar ulang ingatan hafalan Pancasila yang selama ini kita lakukan. Bahkan sejak kita masih usia belia.

Tapi nyatanya tidak semua orang bisa langsung lancar membacakan Pancasila dengan utuh tanpa ada sedikitpun kesalahan. Tak sedikit yang belepotan saat membacakan ulang Pancasila tanpa teks sebagai hafalan di luar kepala.

Bahkan kejadian memalukan terkait insiden belepotan membaca Pancasila ini terakhir kali dipertontonkan ke hadapan publik di panggung pemilihan Puteri Indonesia. Dimana salah seorang finalisnya tidak bisa membacakan semua sila dalam Pancasila secara gamblang.

Terlepas dari pengaruh kesiapan mental yang belum siap karena adanya perasaan gugup karena adanya tekanan dari ribuan penonton yang menyaksikan secara langsung di ruangan itu. Sehingga menjadi beban moril tersendiri bagi si finalis ditambah oleh faktor waktu yang dibatasi karena dalam sesi tanya jawab atau Q&A.

Insiden tersebut menjadi fenomena memalukan yang sangat luar biasa dan tidak bisa dilupakan begitu saja oleh seluruh penonton yang menyaksikan baik menonton secara langsung maupun melalui tayangan di layar kaca di rumah. Hingga kini insiden itu masih menjadi buah bibir di segala lapisan masyarakat.

Di lain kesempatan, ketika sang finalis tersebut disuruh untuk membacakan ulang Pancasila, alhasil ia dapat membacakannya dengan baik tanpa ada sedikitpun kesalahan penyebutan kata maupun urutannya. Karena sudah pasti ia hafal Pancasila karena latar belakang pendidikannya sebagai sarjana hukum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun