Sungguh takdir berkata lain yang dialami oleh dua orang rekan kami ini. Ini benar-benar terjadi dan kami menyampaikan disini sesuai dengan kejadian yang sesungguhnya.
Berkaca dari pengalaman diatas, pesan moralnya adalah para honorer masih dituntut untuk lebih ekstra sabar menjalani profesi dan tanggung jawab pengabdiannya.
Pertama, bulatkan tekad jika memang hendak melepaskan tanggung jawab ini. Jika memang takdir berkata lain, dimana seorang honorer memang sudah harus gantung seragam PDH untuk selamanya. Honorer yang bersangkutan harus sudah siap dengan segala konsekuensi yang akan terjadi di kemudian hari dengan mempertimbangkan masa kerja yang sudah berpuluh-puluh tahun. Jangan sampai niatnya masih setengah-setengah dan masih diliputi keraguan. Karena bersikap ragu-ragu adalah perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri nantinya. Biasanya kalau kita meninggalkan sesuatu dalam keadaan ragu maka yang sering terjadi malah yang kita ragukan tersebut.
Kedua, berdoan dan menyerahkan keputusan kepada Tuhan. Apapun keputusan yang sudah kita tekadkan hendaklah kita doakan dulu ke Tuhan. Karena dengan hal itu maka kita akan lebih merasa siap secara lahir dan batin menerima segala sesuatu yang akan terjadi.
Ketiga, siapkan back up pekerjaan pengganti. Sebelum kita mengundurkan diri sebagai seorang honorer, maka kita wajib menyiapkan tempat kemana kita akan berlabuh selanjutnya. Misalnya alasan kita mengundurkan diri karena alasannya untuk bisa fokus berbisnis online, sedang berusaha membuka bimbel atau les private, maupun berbagai kesibukan dan pekerjaan lain yang bisa dilakukan ketika tidak lagi menjadi seorang honorer.
Keempat, cari tahu dulu informasi kapan akan dibuka rekrutmen calon ASN (CPNS / CPPPK). Hendaklah seorang honorer tidak terburu-buru untuk mengundurkan diri sebelum mencari tahu rencana pemerintah terkait kapan akan dibuka kembali proses penerimaan calon ASN.
Demikianlah beberapa hal yang bisa dilakukan oleh honorer terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk undur diri. Cermati dulu segala sesuatunya dengan matang dan terencana. Agar tak terjadi penyesalan di kemudian hari.
Tetaplah mengabdi dengan sepenuh hati wahai para honorer, ketika tugas mulia itu dikerjakan dengan penuh dedikasi maka Tuhan akan segera menggantinya dengan apa yang sedang kita cita-citakan.
Salam perjuangan.
[Akbar Pitopang]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H