Pilihannya hanya dua, tetap bertahan menjadi honorer yang kemudian suatu saat nanti dengan penuh keyakinan bahwa pasti akan ada pengangkatan sebagai ASN. Dan pilihan kedua, mengakhiri perjuangan dan melajutkan hidup dengan bekerja mencari penghasilan dari jalur halal lainnya.
Rekan kami yang tadi merupakan salah satu yang gugur di tengah jalan. Padahal dia sudah hampir 15 tahun mengabdikan diri dan setia dan berlapang dada dengan status honorer.
Dia menemukan jati dirinya yang lain yakni bekerja menjadi seorang pedagang. Akhirnya dengan berat hati ia melepaskan tanggung jawab pengabdian ini dan mengakhiri statusnya sebagai seorang honorer.
Karena ia telah mengundurkan diri dan tidak lagi menjadi tenaga pendidik di sekolah tempat ia mengabdikan diri, maka sudah jelas bahwa operator akan menghapus namanya dari Dapodik dan dari semua database aplikasi pendidikan yang ada.
Tapi kenyataan berkata lain bahwa tak lama setelah itu, pemerintah membuka rekrutmen CPPPK dan mengutamakan merekrut tenaga honorer yang sudah lama mengabdi seperti dirinya.
Lalu kira-kira apakah ia bisa mendaftarkan diri untuk mengikuti rekrutmen CPPPK? Ternyata sudah tidak bisa lagi lantaran datanya sudah terhapus dari Dapodik. Bila untuk mengembalikan data yang sudah terhapus tersebut sepertinya operator sekolah tidak bisa melakukannya dengan hanya membalikkan telapak tangan. Maka pupuslah harapan sang honorer.
Dengan berat hati, terpaksa ia harus menerima keadaan ini. Sungguh berat cobaan hidupnya. Padahal sudah sangat lama ia mengabdikan diri dengan ikhlas dan penuh kesabaran. Jika ia terus bertahan dan tetap bersabar tentu ia bisa mengikuti rekrutmen CPPPK yang dibuka tak lama setelah ia mengundurkan diri.
Namun sungguh jauh berbeda dengan yang dialami oleh rekan kami yang lain. Kebetulan ia juga sudah mengundurkan diri dari pengabdiannya sebagai tenaga honorer. Bahkan ia mengundurkan diri duluan dari rekan yang kami sebutkan diatas tadi.
Ajaibnya ia ternyata masih bisa mengikuti CPPPK. Alasannya adalah ternyata namanya belum dihapus oleh operator sekolah sehingga ia masih berstatus sebagai tenaga pendidik yang aktif dalam database Dapodik.
Dan hebatnya lagi ternyata ia lulus menjadi PPPK. Sungguh ia begitu bersyukur karena datanya belum dihapus oleh operator sekolah sehingga ia bisa mendaftarkan diri sebagai peserta CPPPK.
Kami tak tahu apa alasan mengapa pihak sekolah atau operator sekolah belum menghapus namanya dari database Dapodik. mungkin bisa jadi memang luput dari perhatian operator sekolah karena disibukkan dengan beragam pekerjaan dan tanggung jawab lain yang dibebankan oleh sekolah kepadanya.