Untuk itu semoga rekan Kompasianer dapat memaklumi keadaan kami dan jangan sampai berkecil hati karena hal itu.
Tentu saja sebisa mungkin ketika kami memiliki kesempatan maka kami akan langsung membalas kunjungan ke lapak artikel rekan Kompasianer. As soon as possible.
Bagaimana Sebaiknya Kita Menulis di Kompasiana?
Setiap Kompasianer pasti memiliki strategi, tips, kiat, dan cara-cara yang dilakukan dalam menulis di Kompasiana.
Dan setiap Kompasianer pun pasti punya trik bagaimana menjadikan tulisannya menarik minat Pembaca untuk menyimak dan mehamami apa isi dari artikelnya tersebut.
Begitu pula halnya, kami secara pribadi memiliki kiat tersendiri bagaimana kegiatan tulisa menulis ini dapat berjalan dengan baik.
Ide dan inspirasi kami dalam menulis artikel Kompasiana datang dari berbagai hal. Misalnya dari interaksi yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Seperti yang pernah kami kisahkan bahwa inspirasi datang dari sebuah interaksi.
Baca: Inspirasi Datang dari Interaksi
Masalah-masalah yang tengah dihadapi atau yang pernah dihadapi pun bisa dijadikan ide atau inspirasi untuk diangkat ke permukaan menjadi sebuah tulisan yang isinya mengandung cara bagaimana keluar dari permasalahan tersebut.
Pada momen reinkarnasi setelah mati suri ini, kami menjadi punya lebih banyak inspirasi menulis yang berhubungan dengan profesi yang saat ini dijalani.
Ternyata hal sepele pun bisa menjadi sebuah tulisan yang sangat menarik dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi khalayak ketika ditulis dalam sudut pandang dan penggunaan bahasa dan kosakata yang benar.
- Belajar menyampaikan opini secara lugas
Di Kompasiana ini penulis akan belajar sendiri bagaimana menghasilkan karya tulis artikel yang kaya akan sudut pandang dan opini membangun negeri.
Banyak topik-topik menarik yang disediakan oleh Kompasiana pada menu Topik Pilihan untuk merangsang Kompasianer menyampaikan gagasan dan opininya terkait sebuah isu yang sedang hangat dibicarakan khalayak.
Bagaimana seorang Kompasianer mengolah pemikiran dan sudut pandangnya mengenai suatu isu atau topik pembahasan dapat menunjukkan seberapa luas tingkat pengetahuan dan wawasan tentang isu tersebut.
Proses ini membutuhkan waktu yang panjang dan sangat lama untuk menjadi seorang Kompasianer yang mampu menghadirkan opini yang membangun dan dapat diterima oleh segala lapisan terkhusus pembaca dan sesama Kompasianer.
- Mencatat ide dan inspirasi agar tidak hilang dan ingatan
Jujurly, saat ini dalam buku catatan maupun aplikasi note di handphone penulis terdapat banyak ide, topik, tema dalam bentuk judul tulisan yang akan direncanakan untuk diangkat sebagai sebuah tulisan.
Sedari dulu sejak awal kami memang mengamalkan cara ini agar ide tulisan yang terlintas dalam pikiran dan interaksi sosial menjadi tidak lupa begitu saja.
Karena terkadang seringkali kami memperoleh ide dengan cara yang tidak disangka-sangka atau datang begitu saja dari segala arah.
Bahkan saat berkendara di jalan raya sekalipun kami terkadang mendapati ada sebuah ide yang terlintas dalam pikiran. Sehingga setelah itu langsung kami catat dulu di dalam catatan pribadi untuk dijadikan kerangka tulisan setelahnya.
- Menulis itu esensi bukan sensasi
Sebagaimana tagline Kompasiana dimasa-masa awal dulu dengan mengabarkan kepada para Kompasianer bahwa tulisan yang disebarkan di Kompasiana ini harus memiliki esensi atau nilai. Bukan sekedar sensasi yang tak memiliki arti-nihil inspirasi.
Hal pertama yang harus dibenamkan dalam alam bawah sadar kita bahwa tujuan kita menulis adalah untuk menyebarkan inspirasi yang membawa kebermanfaatan bagi sesama.
Menulislah sesuai kapasitas diri sehingga apa yang akan kita sampaikan mengalir dengan penuh keyakinan bahwa tulisan itu memiliki nilai dan pesan kebaikan.
Bahkan predikat tulisan kita akan dilabeli sebagai headline atau Artikel Utama pun bisa kita dapatkan jika tulisan itu "berisi" dan mengadung arti.
Ketika kita telah menghadirkan karya tulisan yang berasal dari hasil pemikiran secara waras dan penuh kesadaran maka secara langsung kita akan merasakan sensasi kenikmatan lain yang begitu bersahaja.
Pasti para Kompasianer disini pernah mendapati bahwa tulisannya mungkin dijadikan referensi dalam daftar pustaka seorang mahasiswa, para praktisi atau seorang ahli di bidang tertentu.
Hal semacam itulah yang menjadi sensasi tersendiri dari aktifitas menulis di Kompasiana ini. Sensasi yang berbeda.
******
Mari terus semangati diri ini untuk terus menulis. Jangan sampai sebuah asa hilang begitu saja.
Menulislah selagi usia masih dikandung badan. Sebagai bentuk eksistensi dan aktualisasi diri menjadi pribadi yang lebih berarti.
Baca juga: Tujuan Menulis sebagai Refleksi, Eksistensi dan Aktualisasi Diri
Selamat terlahir kembali, Kompasianer.
(Akbar Pitopang, 24 Mei 2022)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H