Sehingga karena intensitas interaksi di media sosial ini cukup besar, akhirnya membuat banyak Kompasianer yang "melarikan diri" lalu berkumpul bersama di grup medsos.
Maka akhirnya Kompasiana menjadi terlupakan. Intensitas penayangan artikel yang menjadi semakin berkurang. Serta timbulnya rasa malas untuk menulis sebuah artikel.
Padatnya aktifitas di tempat bekerja sebagai main job menyebabkan waktu yang tersisa menjadi sangat minim. Sehingga bisa dibilang tidak ada lagi kesempatan untuk menengok Kompasiana.
Begitulah aktifitas yang kami lakukan setiap hari. Waktu yang tersisa menjadi sangat terbatas untuk dapat terlibat dalam interaksi di Kompasiana.
Seingat kami, di tahun 2017 kami pernah singgah menengok sebentar lapak yang telah lama ditinggalkan.
Ternyata kondisi tampilan Kompasiana telah berubah dan sangat menarik dari tampilan sebelumnya. Sebagaimana tampilan Kompasiana yang kita alami saat ini.
Pada saat itu status kami masih setia bertahan sebagai seorang Taruna. Dengan akumulasi poin di angka 8.000-an.
Menulis Artikel, Memberikan Dampak Luar Biasa bagi Sesama
Di masa pandemi beberapa waktu yang lalu, banyak sekali beredar informasi tentang pelaksanaan webinar, worksop, diklat online yang dapat diikuti oleh para pendidikan dari segi metode pembelajaran selama daring.
Sehingga secara sengaja kami mendaftarkan diri sebagai peserta sebuah seminar daring tentang bagaimana guru melakukan manajemen waktu.
Dan secara kebetulan ternyata pematerinya adalah seorang Kompasiner. Ialah Bapak Wijaya Kusumah atau yang biasa dipanggil omjay.