Entah bagaimana nantinya yang akan terjadi ketika kami sebagai guru berjumpa dengan murid-murid kami yang lulus dan berpisah di masa pandemi.
Apakah mereka akan terus menghargai kami sebagai guru dengan tetap menyapa kami dengan sopan santun. Atau mungkin sebaliknya, malah bersikap pura-pura lupa.
Sebuah kasus mengenai hal ini sudah kami alami sendiri saat beberapa hari. Siswa kelas 6 yang saat ini sedang menunggu kabar kelulusan sudah menunjukkan tanda-tanda yang tidak akrab terhadap gurunya.
Kami menjumpai murid tersebut di tempat fotokopi yang berada di sebelah gedung sekolah. Siswa tersebut datang bersama orang tuanya untuk membeli sebuah peralatan sekolah.
Sepertinya tidak mungkin jika siswa tersebut tidak mengenali kami sama sekali. Karena kami juga sama-sama berinteraksi dengan pemilik tempat fotokopi itu.
Walaupun kami pribadi memang jarang berinteraksi secara langsung dengan siswa tersebut di kelas. Tapi tetap saja kewajiban murid kepada guru untuk tetap menyapa seluruh majelis guru di sekolahnya ketika berpapasan di luar lingkungan sekolah.
Belum ada informasi resmi terkait kelulusan, sikap siswa tersebut sudah membuat kita menggelengkan kepala. Apalagi jika nanti sudah lama tak bertemu mungkin lain lagi kesannya yang akan kami dapati. Guru sungguh merasa heran.
Padahal kalau kami menilai bagaimana karakter siswa tersebut di sekolah. Bahwa ia termasuk siswa yang baik hati. Tidak nakal dan tidak pula menonjol karena prestasi atau keaktifannya.
Nah, oleh karena itu kegiatan perpisahan sekolah memang perlu untuk terus diadakan. Namun perlu nantinya digaris bawahi beberapa hal yang harus dicermati dalam sebuah kegiatan perpisahan sekolah.
Acara perpisahan sekolah kembali diadakan sebagai buntut kebijakan pemerintah terkait pelonggaran masker