Tahun lalu kami masih menjalankan tradisi ini. Bahkan 2 tahun sebelum ini masih dijalankan. Sedangkan untuk momen lebaran tahun ini pun masih tetap dijalankan dengan baik.
Karena baru semalam kami telah berkumpul di rumah paman dan bako kami. Suatu momen yang sangat kami tunggu-tunggu setiap hari raya tiba.Â
Seperti yang kami sampaikan diatas bahwa setiap keluarga punya kebiasaan tersendiri yang biasa dilakukan pada saat momen bakumpua di rumah bako ini.
Untuk di keluarga kami sendiri, yang menjadi kebiasaan adalah sesi santap makan malam bersama. Menu andalan yang selalu disiapkan oleh keluarga bako kami adalah menu "ukuik itiak".Â
Ukuik itiak ini merupakan salah satu menu masakan khas dari daerah Limo Puluah Kota, di Sumatera Barat. Untuk tampilan dan bahan-bahannya hampir sama dengan menu "itiak lado ijau" (baca: itik/bebek cabe hijau) yang juga merupakan salah satu menu masakan Minang yang sudah cukup terkenal. Tapi cara memasak dan resep lain ketika memasak ukuik itiak ini ada yang membedakannya dengan itiak lado ijau. Apa bedanya? Ups, tak akan saya bahas untuk sesi kali ini. Karena kita fokus dulu ke tradisi"bakumpua di rumah bako" dulu ya.
Kemudian setelah sesi makan malam bersama ini, akan dilanjutkan lagi dengan acara kumpul-kumpul semua anggota keluarga untuk membahas berbagai hal dan topik kekinian. Seperti masalah yang dihadapi oleh kemenakan.
Seperti yang terjadi malam tadi. Dimana telah terjadi sedikit perselisihan paham antara dua orang kemenakan. Sepertinya mereka memang tidak mampu menyelesaikan masalah mereka. Sehingga pada saat bakumpua di rumah bako ini, paman akan diminta tanggung jawabnya untuk mendamaikan perselisihan yang telah terjadi.
Sehingga pada akhirnya, tradisi bakumpua di rumah bako ini menjadi momentum untuk mencari solusi, menemukan jalan terang, mencari petunjuk untuk menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi oleh kemenakan. Semua kemenakan, paman dan keluarga bako akan turun tangan untuk menemukan solusi penyelesaian setiap masalah yang ada.
Oleh karena itulah tradisi bakumpua di rumah bako ini menjadi pilihan tradisi di Minangkabau yang harus tetap diamalkan. Karena memiliki manfaat yang luar biasa dalam berbagai hal.Â
Manfaat yang dirasakan tidak hanya sekedar memberikan solusi ketika terjadi perselisihan. Namun juga dapat memberikan manfaat ketika ada momen-momen bahagia.