Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Artikel Utama

"Bakumpua di Rumah Bako" Tradisi Minang yang Tak Lekang

3 Mei 2022   17:05 Diperbarui: 4 Mei 2022   11:15 3719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kehangatan yang tercipta pada saat Bakumpua di Rumah Bako (Dokpri)

Di momen lebaran seperti saat ini sangat banyak sekali tradisi untuk merajut tali silaturahim antara sesama. Baik antara bersama keluarga, kerabat, dunsanak, sejawat, dan bahkan dengan keluarga "bako". 

Bako adalah anggota keluarga dari pihak ayah. Hubungan persepupuan sesama garis keturunan ayah maka itulah yang disebut dengan hubungan bako.

Budaya Minangkabau menganut aliran matrilineal. Dimana aliran matrilineal mengikuti garis keturunan ibu. 

Peranan perempuan (Bundo Kanduang) dalam kebudayaan Minangkabau berada pada strata yang diagungkan dan memegang peranan penting dalam segala lini kehidupan masyarakat Minang.

Namun disamping itu pula kebudayaan Minangkabau tidak meninggalkan peranan bako dalam kehidupan anak dan kemenakan. 

Sebenarnya di dalam ajaran Islam, hubungan dibawah garis keturunan ayah lah yang dianut.

Ketika ayah kita atau saudara laki-laki kita sudah tidak ada tentu yang akan menggantikan hal-hal yang diperlukan dalam urusan penting seperti pernikahan akan digantikan oleh saudara ayah kita.

Dalam budaya Minangkabau, sebutan untuk paman dari pihak ayah ini berupa Pak Dang, Pak Ngah, dan Pak Etek. Pak kependekan dari Apak (baca: Bapak).

Pak Dang atau Apak Gadang sama untuk paman yang paling tua. Pak Ngah atau Apak Tangah untuk paman yang berada di posisi tengah. Dan Pak Etek atau Apak Ketek untuk paman kita yang paling kecil atau yang paling muda.

Karena sebegitu pentingnya posisi dan peranan seorang paman, oleh sebab itu budaya Minang mengajarkan untuk senantiasa menjaga hubungan dengan bako. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun