Nah, salah satu perekatnya yakni salam tempel. Salam tempel yang merupakan sebutan untuk THR yang diberikan mamak kepada kemenakannya tadi.
Kami menilai bahwa salam tempel tidaklah sekedar kegiatan mamak memberikan THR untuk kemenakannya. Namun lebih dari itu ada nilai yang terkandung padanya. Apa sajakah itu?
1. Terjalinnya kedekatan emosional antara mamak dan kemenakan. Karena selama ini sudah lama tak bersua dan bertegur sapa yang menyebabkan ada rasa canggung yang dirasakan oleh para kemenakan. Maka dengan adanya salam tempel ini, rasa canggung itu dapat dicairkan.Â
2. Sebagai bentuk perhatian mamak kepada kemenakan. Bahwa sebuah pepatah dalam bahasa Minang, "anak dipangku, kemenakan dibimbiang". Yang bermakna, anak sendiri dipangku sedangkan keponakan dibimbing. Salam tempel yang diberikan oleh mamak kepada kemenakannya bisa digunakan oleh kemenakan untuk hal-hal positif. Misalnya untuk membeli keperluan sekolah, sehingga hal itu dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kemenakan.
3. Simbol perjuangan dan kerja keras mamak di perantauan. Setiap mamak yang memberikan salam tempel bagi kemenakannya tentu merupakan hasil dari usahanya dalam bekerja mencari penghasilan. Misalkan hasil dari bekerja, berdagang atau memiliki usaha sendiri.
4. Kemenakan akan mengingatkan kebaikan mamak di masa depan. Karena adanya jalinan kedekatan yang terjalin dari kegiatan pemberian salam tempel di momen lebaran ini. Maka seorang kemenakan akan terus mengingat kebaikan dan kepedulian yang diungkapkan oleh mamak melalui adanya salam tempel ini.Â
Di masa mendatang ketika mamak dalam keadaan terpuruk atau kehidupannya sedang susah maka kemenakan akan tergerak hatinya untuk membantu meringankan beban yang dialami mamaknya. Bisa dalam bentuk dukungan materil maupun dukungan secara moril lewat doa-doa yang dipanjatkan.
Kini, tradisi budaya salam tempel tidak hanya dilakukan di keluarga inti atau dalam sistem kekerabatan skala kecil saja. Namun, sudah merambah kepada anak-anak di lingkungan tempat tinggal. Maupun anak-anak lain yang berasal dari satu kampung yang sama.
Seperti yang kami saksikan langsung hari ini bahwa pada umumnya sebagian besar anak-anak dari kampung kami datang ke rumah untuk bersilaturahim, saling bermaafan dan mengharapkan adanya pemberian salam tempel oleh pemilik rumah.Â
Sebenarnya kegiatan silaturahim yang dilakukan oleh anak-anak ke rumah-rumah warga untuk mengharapkan salam tempel ini baru terjadi beberapa tahun ke belakang karena efek dari perkembangan zaman.Â
Dulunya, serasa tidak pantas tapi sekarang sudah dianggap hal yang biasa saja. Mungkin bisa dijadikan ajang bersedekah sekalian membangun rasa hormat antara anak kecil kepada orang-orang dewasa di lingkungan kampung atau jorong (baca: desa).