Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sudah Sejauh Mana Persiapan Kurikulum Merdeka?

25 April 2022   07:50 Diperbarui: 25 April 2022   10:40 2401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian nantinya di akhir semester sebagai bentuk hasil evaluasi pembelajaran, siswa akan menerima dua jenis rapor. Siswa akan menerima rapor nilai dan rapor projek.

Ketiga, pembelajaran berbasis projek ini dilakukan secara kelompok. Jadi projek yang akan dikerjakan oleh siswa tidak diselesaikan secara individu. Namun projek tersebut akan dikerjakan secara bersama-sama.

Apa tujuannya? Tentu untuk membentuk karakter siswa tentang cara berkomunikasi, berkolaborasi, serta menyelesaikan perbedaan pendapat atau konflik yang terjadi karena perbedaan tersebut.

Siswa menjadi lebih mandiri dalam mengelola proses belajarnya. Dan ini merupakan modal yang sangat penting sebagai dasar untuk semangat belajar sepanjang hayat. Long life education.

Projek ini tidak harus di kerjakan dengan bantuan teknologi dan peralatan yang canggih. Namun yang sesuai dengan konteks yang ada.

Dalam pembelajaran berbasis projek ini akan dialokasikan jam pelajaran tersendiri yang cukup banyak. Oleh karena itu setiap sekolah harus merencanakannya dengan matang dan terpadu.

Jam pelajaran pada Kurikulum Merdeka tidak dikunci per minggu namun per tahun. Sekolah harus menentukan jam pelajarannya apakah akan dibagi rata per minggu atau mau mencoba sesuatu yang berbeda.

Ini tentu perlu dirumuskan bersama dengan seluruh guru yang akan menerapkan Kurikulum Merdeka. Selain itu, ada beberapa perubahan yang khas di setiap jenjang yang perlu diakomodasi dalam kurikulum operasional satuan pendidikan.

Misalnya, untuk SD dan sederajat, ada pilihan untuk memasukkan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan. Satuan pendidikan perlu memutuskan apakah hal ini sesuai dengan visinya, dan jika demikian, persiapan apa yang perlu dilakukan untuk menerapkannya.

Sedangkan untuk SMP dan sederajat, mata pelajaran informatika menjadi wajib. Selanjutnya, untuk SMA dan sederajat, tidak ada lagi peminatan IPA, IPS, dan Bahasa. Hal ini diganti dengan kelompok mata pelajaran yang bisa diramu secara fleksibel oleh murid. Hal ini tentu menuntut penyesuaian kreatif oleh satuan pendidikan.

screenshoot alur pendaftaran oleh sekolah (dokpri)
screenshoot alur pendaftaran oleh sekolah (dokpri)

Langkah Persiapan Penerapan Kurikulum Merdeka di Sekolah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun