Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mudik dan Booster, Mudik Rasa Spesial

24 April 2022   00:27 Diperbarui: 24 April 2022   22:21 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika sudah pulang mudik membawa pasangan akan ada pertanyaan, apa istrinya sudah hamil? Kapan mau punya anak? Isrtinya bekerja atau cuma jadi ibu rumah tangga yang baik? Dan sebagainya.

Kalaupun pulang bersama istri dan anak, tetap akan ada pertanyaan seperti kapan mau nambah anak lagi? Anaknya baru satu ya, kasian gada temannya.

Ketika kita pulang mudik menggunakan jasa angkutan umum karena malas membawa kendaraan pribadi lantaran akan merasa lelah dalam perjalanan. tetap akan ada saja orang yang membanding-bandingkan kita dengan yang pulang membawa mobil pribadinya.

Nah, ketika kita diberondong dengan rentetan pertanyaan-pertanyaan itu, kita harus dapat menjaga diri untuk tetap waras. Kadang warga melontarkan pertanyaan nyeleneh hanya sebagai jebakan.

via gaya.tempo.co
via gaya.tempo.co

Sehingga kita benar-benar harus menyiapkan mental dan nyali besar jika hendak menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

Disini warga akan menilai tingkat kecerdasan emosional, pola pikir dan cara sudut pandang kita menilai dan menyampaikan suatu hal dengan bijak dan pemikiran yang matang.

Jangan sampai kita terjebak lalu melontarkan jawaban menohok yang tidak disangka-sangka sebelumnya oleh orang-orang yang bertanya. Ujung-ujungnya kita tetap akan menjadi buah bibir bagi mereka.

Walaupun tidak semua warga di kampung halaman yang suka melontarkan pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Namun tetap saja kita harus menyiapkan mental yang tangguh ketika sewaktu-waktu ada yang ingin bertanya pada kita.

 Karena pola kebiasaan di masyarakat sekarang ini memang masih suka kepo dengan kehidupan orang lain. Jadi diharapkan kita dapat memakluminya dan kalau bisa memberikan mereka pencerahan dengan cara yang baik tanpa menggurui dan merasa paling hebat.

Pemudik yang sudah berhasil ditempa di perantauan, adalah pemudik yang bisa memposisikan dirinya dengan baik di tengah-tengah masyarakat. Pemudik yang memiliki gaya berkomunikasi atau public speaking yang mumpuni. "Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung".

Siapkan Booster untuk Perjalanan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun