Selain itu, bahkan  jelas sekali terlihat oleh mata kami sendiri di lapangan tentang penerapan sikap toleransi antar sesama siswa kami. Dimana bulan Ramadhan ini menjadi saksi bisu penerapan toleransi itu.
Di sekolah kami, setiap ada kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama bulan Ramadhan, maka juga akan dibarengi kegiatan penanaman IMTAQ (iman dan taqwa). Diluar Ramadhan biasanya kegiatan ini dilaksanakan setiap Jum'at pagi. Namun selama bulan Ramadhan, kegiatan imtaq dilaksanakan setiap hari.
Kegiatan imtaq ini dapat diikuti oleh semua siswa. Bagi siswa muslim akan menggelar kegiatan imtaq di halaman sekolah. Sedangkan bagi siswa non muslim melaksanakannya didalam kelas. Kegiatan ini dipimpin oleh guru bidang studi agama serta diawasi oleh senegap majelis guru yang hadir pada pagi hari itu.
Berdasarkan data yang kami himpun dari pihak sekolah bahwa jumlah keseluruhan siswa berjumlah 324 orang. Dimana 22 orang diantaranya beragama Kristen, 2 orang beragama Katolik, 2 orang beragama Budha, 1 orang menganut aliran kepercayaan, dan selebihnya beragama Islam.
Bagi siswa yang beragama Islam maka akan melaksanakan kegiatan imtaq di halaman sekolah. Lantaran jumlah siswa yang sangat banyak sehingga tidak memungkinkan jika kegiatan imtaq dilakukan didalam kelas yang ukuran dan kapasitasnya terbatas.
Kegiatan imtaq bagi siswa muslim yang biasa dilakukan diantaranya, melaksanakan shalat Dhuha berjama'ah, tadarus al-Qur'an, hafalan juz 30, membaca surah Yasin bersama, praktek shalat oleh siswa, hingga mendengarkan tausiyah.
Karena kegiatan imtaq bagi siswa muslim di halaman sekolah maka digelarlah tikar memanjang berjumlah sebanyak lima shaf atau baris. Biasanya yang menggelar tikar ini dimintakan bantuan kepada siswa sendiri. Dimana guru tak pernah meminta bantuan dengan memaksa namun siswa muslim mau membantu dengan ikhlas.
Ternyata kebiasaan menggelar tikar ini diperhatikan oleh siswa yang beragama non muslim lainnya. Mereka siswa non muslim ikut terlibat membantu menggelar tikar di halaman sekolah. Sembari menunggu guru khusus agama mereka datang ke kelas .
Sungguh pemandangan yang luar biasa yang benar-benar kami saksikan dengan mata kepala kami sendiri. Kami tak pernah minta bantuan siswa non muslim. Tapi, mereka mau ikut membantu begitu saja tanpa paksaan dan dengan kesadaran mereka sendiri.
Terkadang siswa non muslim tidak hanya ikut membantu menggelar tikar saja. Melainkan mereka ikut menyapu dan membersihkan tanah yang hinggap diatas tikar tersebut. Dan memastikan tikar itu bersih sehingga siap untuk digunakan oleh siswa muslim beribadah dan atau mengikuti kegiatan imtaq.