Ketiga, mengunci aplikasi yang rentan terpapar konten porno. Jika orang tua mempunyai akun media sosial maka orang tua perlu mengunci aplikasi media sosialnya agar tidak diakses anak tanpa sepengetahuan orang tua. Ini harus dilakukan orang tua lantaran media sosial banyak digunakan oknum tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan konten porno.
Keempat, membuat kesepakatan dengan anak. Peran orang tua perlu dipertegas dengan membuat kesepakatan bersama terkait penggunaan perangkat handphone yang disetujui oleh anak. Orang tua terlebih dahulu meminta anak untuk mengutarakan pendapatnya perihal kesepakatan yang akan dibuat.Â
Setelah itu, orang tua menentukan aturan yang jelas dan gampang dipahami oleh anak. Hal ini merupakan bagian dari tanggung jawab utama orang tua dalam hal kegiatan parenting.Â
Jika orang tua dan anak sudah sama-sama menyetujui kesepakatan yang telah dibuat maka tentu anak tidak akan protes ketika orang tua melakukan hal-hal yang melanggar privasinya.
Kelima, orang tua perlu kembali mencermati beberapa hal yang sudah kami sampaikan pada tulisan sebelumnya. Silahkan para orang tua simak Tanggung Jawab Semua Pihak Hindarkan Anak Terpapar Konten Porno.
Lalu bagaimana jika kebetulan orang tua termasuk golongan yang gaptek?
Karena memang saat ini masih banyak orang tua yang tidak terlalu paham atau familiar dengan penggunaan handphone, internet maupun fitur-fitur yang ada. Bahkan malah anak lah yang lebih khatam dan mengajarkan orang tua tentang bagaimana cara menggunakan handphone.
Keadaan seperti ini tidak boleh dibiarkan dan dianggap remeh begitu saja oleh para orang tua. Jika dibiarkan maka orang tua bisa terlihat bodoh dimata anaknya. Sehingga anak bisa saja terpikir untuk membodohi orang tua ketika dalam keadaan terdesak.
Sehingga orang tua jangan malu untuk belajar dan melengkapi kekurangan pemahaman terkait penggunaan perangkat dan atau penerapan teknologi. Bahkan jika perlu orang tua bisa meminta anak untuk mengajarkannya.Â
Kemungkinan lainnya adalah orang tua juga bisa minta bantuan kepada kakaknya, saudara atau kerabat untuk belajar. Sebagaimana kami pernah memaparkan dalam sebuah tulisan bertajuk Generasi Tua Jangan Ketinggalan Zaman.