Mulai dari orang tua atau ibu saya yang selama ini sangat gaptek yang tidak tahu sama sekali tentang apa itu internet. Namun semenjak sudah punya handphone sendiri, sekarang beliau sudah tahu bagaimana cara mengakses internet dan juga sudah punya akun media sosial.
Tidak hanya 1 akun yang dimiliki, tapi ada lebih dari 2 akun atas nama ibu saya. Setelah saya telusuri ternyata gaga-gara lupa password atau kata sandi sehingga mau tak mau ibu saya bikin akun lagi kalau kasusnya lupa kata sandi.
Tidak hanya ibu saya yang usianya sudah hampir berkepala lima yang dulu gaptek sekarang waktu luangnya terpakai untuk membuka medsos. Bahkan ponakan saya yang baru mengenal internet dan masih duduk di bangku SD pun juga sudah punya akun media sosial.
Tidak hanya itu, ketika saya bertanya kepada siswa-siswi kami di sekolah hampir pada umumnya mereka sudah punya akun media sosial. Kalaupun ada yang belum punya akun media sosial lantaran belum mendapa persetujuan orang tua. Tapi mereka hampir semuanya sudah paham cara akses dan cara kerja sebuah media sosial.
Media Sosial adalah Sarangnya Konten Porno
Memiliki akun media sosial memang ada banyak manfaatnya. Tidak hanya wadah untuk menjalin pertemanan, jalan untuk melacak keberadaan teman lama, menemukan teman baru, saling berinteraksi satu sama lainnya. Serta berbagi kabar terbaru adalah sesuatu yang menyenangkan.
Namun tidak hanya itu, media sosial ternyata juga dapat menjadi sarang berkumpulnya akun-akun yang memiliki misi untuk menyebarkan konten porno. Karena oknum tersebut memahami bahwa salah satu cara untuk menaikkan rating akunnya. Caranya dengan digenjot dengan konten porno. Otomatis banyak orang yang akan mengunjungi akunnya.
Saya pernah sekali menemukan ada sebuah akun di media sosial (yang sedang trending saat ini sebagai ajang untuk goyang-goyang) yang saat itu sedang diakses oleh ponakan saya.Â
Ponakan saya memang belum punya akun itu. Tapi dengan cara dia meminjam handphone ibunya dan kemudian dia mengakses media sosial yang saya maksud diatas tanpa sepengetahuan ibunya.
Iseng saja, saya coba pinjam sebentar HP yang dia pegang. Dengan beralasan HP saya ketinggalan di kamar dan saya butuh untuk menghubungi nenek yang sedang berada di luar rumah. Karena alasan saya seperti itu, ponakan saya mau meminjamkannya.