Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Cara Mudah Belajar Bahasa Minang

3 Januari 2012   05:45 Diperbarui: 4 April 2017   17:23 67198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah kamu punya teman etnis minang, punya pacar orang minang, atau suka dengar lagu minang tapi kurang atau tidak mengerti apa maksudnya?. Bahasa minang sangat mudah dipahami. Walaupun bahasa yang satu ini agak berbeda dengan bahasa melayu lainnya di pulau sumatera serta memiliki banyak kosakata yang terdengar susah dipahami, namun jika anda mengerti dan paham rumus-rumusnya maka anda tidak akan kesulitan dalam memahaminya. Dibawah ini ada beberapa rumus yang mudah dipahami:

1.Akhiran O

Rumus ini paling mudah dipahami. Kata-kata dalam bahasa indonesia yang berakhiran A diganti saja dengan O. Contohnya; bunga=bungo, cinta=cinto, suka=suko, gula=gulo, mata=mato, telinga=talingo, kepala-kapalo, dada=dado, ada=ado, luka=luko, dll.

2.“ing” menjadi “iang”

Contohnya; kucing=kuciang, kambing=kambiang, pening=paniang, burung=buruang, dll.

3.“ur” menjadi “ua”

Contohnya; kubur=kubua, cukur=cukua, ukur=ukua, kasur=kasua, hancur=ancua, dll.

4.“us” menjadi “uih”

Contohnya; hangus=anguih, lurus=luruih, dll.

5.“ut” menjadi “uik”

Contohnya; cabut=cabuik, kusut=kusuik, angkut=angkuik, lutut=lutuik, belut=baluik, takut=takuik, kabut=kabuik, mulut=muluik, semut=samuik, perut=paruik, dll.

6.“uh” menjadi “uah”

Contohnya; bunuh=bunuah, penuh=panuah, tuduh=tuduah, rusuh=rusuah, basuh=basuah, dll.

7.“ung” menjadi “uang”

Contohnya; hidung=iduang, mancung=mancuang, dukung=dukuang, gunung=gunuang, tudung=tuduang, dll.

8.Jika ada kata seperti bakar maka huruf terakhir dibuang.

Seperti; bakar=bakar, kasar=kasa, tukar=tuka, datar=data, pagar=paga, putar=puta, dll.

9.“it” menjadi “ik”

Contohnya; bukit=bukik, tumit=tumik, sakit=sakik, bangkit=bangkik, ungkit=ungkik, dll.

10.“at” menjadi “ek”

Contohnya; silat=silek, angkat=angkek, bulat=bulek, dekat=dakek, pekat=pakek, penat=panek, surat=surek, pusat=pusek, padat=padek, pucat=pucek, lebat=labek, sikat=sikek, panjat=panjek, ketupat=katupek, dll.

Selain rumus diatas perlu juga diperhatikan kata-kata baru dibawah ini:

Tidak=indak

Juga= juo

Lapar= litak

Laki-laki= jantan

Sudah/ telah= alah

Sudah= alah

Kalung= dukuah

Perempuan= padusi

Besar= gadang

Belum= alun

Anting= subang

-Kenduri/ kondangan= baralek

Sedikit= saketek

Marah= berang/ bangih

Jorok= lakuah

Pasir= kasiak

Kecil= ketek

Tertawa= galak

Tahi= cirik

Kemaren= patang

Dan= jo

Berani= bagak

Enak= lamak

Gelap= kalam

Yang= nan

Ingin= taragak/ nio

Bagus/ indah= rancak

-Dan banyak lagi yang lainnya...

Kata-kata panggilan kepada orang:

# saya= awak/ ambo/ denai/ aden (aden {den} digunakan ketika berbicara kepada teman sebaya).

# ibu= bundo/ amak.

# ayah= apak/ abah.

# kamu ‘perempuan= kau (dibaca kaw).

# kamu ‘laki-laki= ang/ waang.

# nenek= mak gaek

# kakek= pak gaek/ atuak.

# kakak laki-laki= uda

# kakak perempuan= uni.

# dia= inyo.

Dll.

Dari uraian yang telah disebutkan diatas diharapkan teman-teman dapat memahaminya dengan mudah. Jangan takut mencoba, mempraktekkan ataupun takut salah... saya rasa jika anda sudah paham lalu mempraktekkannya dan kemudian mendapati kesalahan, kesalahan yang banyak ditemui palingan dalam segi pengucapan atau logat. Untuk lebih mudahnya akan saya contohnya dalam bentuk kalimat;

“andi adalah anak yang rajin. Setelah pulang sekolah dia langsung membantu pekerjaan orang tuanya dirumah. Dia tidak pernah menyusahkan orang tuanya. Selain membantu pekerjaan orang tuanya, dia juga tidak lupa untuk belajar karena dia ingin menjadi anak yang pintar agar bisa menggapai cita-citanya”

Jika di-minang-kan menjadi,

“andi adolah anak nan rajin. Lah pulang sakolah inyo langsuang manolong karajo urang tuonyo dirumah. Inyo indak pernah manyusahan urang tuonyo. Salain manolong karajo urang tuonyo, inyo juo indak lupo untuak baraja karano inyo nio jadi anak nan cadiak supayo dapek manggapai cito-citonyo”.

Akibat mudahnya bahasa minang dipahami membuat bahasa minang terjaga keeksistensiannya. Bahasa minang juga banyak dituturkan oleh masyarakat di Sumatera Utara bagian selatan, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu dan sedikit wilayah di Sumatera Selatan dan mungkin masih dituturkan di Negeri Sembilan. Apalagi ditambah oleh faktor banyaknya masyarakat minang yang merantau ke daerah lain otomatis membuat bahasa minang semakin tersebar luas.

Jadi... intinya mari kita lestarikan bahasa daerah... jangan sampai punah!!! Karena beragam bahasa daerah termasuk bagian dari kekayaan indonesia.

1350476567181819277
1350476567181819277

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun