Mohon tunggu...
Akbar Hars
Akbar Hars Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa biasa

Bismillah. Hanya seorang mahasiswa biasa. Silahkan yang berkenan berkunjung, kunjungi blog saya: wadahhumaniora.blogspot.co.id Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cerita Perjalanan ke Ambarawa

26 Februari 2018   08:06 Diperbarui: 26 Februari 2018   08:48 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari pagar depan dekat dengan pintu masuk, sudah terlihat beberapa gambaran mengenai museum ini. Satu hal yang dapat dipastikan adalah, banyak lokomotif dan gerbong kereta jaman dahulu yang berada disini. Apabila pembaca sekalian membuka media sosial seperti instagram atau path, destinasi wisata ini sangat instagramable! 

Cukup merogoh kocek sepuluh ribu rupiah untuk tiket masuk per orangnya, pengunjung bisa dengan puas menikmati pemandangan seputar dunia perkeretaapian mulai dari sejarahnya, lokomotif dan gerbong yang digunakan dahulu, bentuk stasiun yang memiliki gaya klasik, hingga berbagai sudut yang menjadi spot foto favorit. 

Untuk pengenalan sejarahnya, pihak pengelola menyediakan satu lorong panjang khusus untuk menjelaskan sejarah perkeretaapian di Hindia Belanda hingga kini. Untuk pengunjung yang meminati sejarah, pasti lama akan beranjak dari lorong ini.

Tak hanya itu, puluhan gerbong dan lokomotif kuno, serta peninggalan berupa alat-alat untuk keperluan petugas stasiun mulai dari seragam, mesin hitung, hingga topi kepala stasiun yang didukung dengan bangunan stasiun yang tetap dijaga keasliannya, membantu pengunjung untuk membayangkan bagaimana suasana stasiun di tempo dulu. Hal ini menjadi salah satu manfaat dari sejarah, yakni manfaat rekreasi. 

Selain itu untuk akhir pekan, pihak pengelola menyediakan paket perjalanan dengan kereta wisata yang melayani perjalanan Ambarawa-Bedono dan Ambarawa-Tuntang dengan tarif yang relatif terjangkau.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Tak berbeda dengan pengunjung yang lain, kami berdua pun sibuk mengabadikan momen dengan berfoto ria. Mumpung berada disini, kapan lagi kami bisa kesini, pikir kami saat itu. 

Setelah puas mengabadikan momen dengan berbagai latar belakang, kami pun memutuskan pulang karena senja mulai nampak. Diluar pagar museum, berjejer beberapa pedagang kaki lima menjajakan dagangannya, mulai dari souvenir hingga makanan dan minuman. Rasa haus yang menyerang kami, membuat kami memutuskan untuk membeli es tebu diluar wilayah museum. Kebetulan, sore itu beragam penjual makanan dan aksesoris berjejer rapih di dekat pagar museum.

Menjelang sore, kami pun melanjutkan perjalanan pulang ke Tembalang. Perjalanan pulang memakan waktu kurang lebih 2,5 jam. Namun, rasa lelah yang hinggap terbayarkan karena perjalanan yang memang menarik untuk dikenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun