Biografi Singkat Idjon Djanbi
Idjon Djanbi adalah salah satu tokoh militer penting yang pernah menjadi bagian dalam Tentara Nasional Indonesia, meskipun dia bukanlah tokoh yang asli berasal dari Indonesia. Namun peranan yang dibuat oleh Idjon Djanbi sangatlah besar, dikarenakan dia berhasil mendirikan sebuah pasukan khusus yang kelak akan menjadi cikal bakal dari Kopassus. Kopassus sendiri adalah salah satu pasukan elite yang dimiliki oleh Tentara Nasional Indonesia khususnya Angkatan Darat, karena prajurit yang tergabung kedalam bagian Kopassus telah melewati latihan yang sangat keras. Kopassus sendiri tidak hanya menjadi pasukan elite yang diakui di dalam negeri saja, diluar negeri juga Kopassus memiliki kekuatan yang sangat diperhitungkan oleh pasukan militer di negara lain.
Idjon Djanbi merupakan orang Belanda yang lahir di Kanada pada tahun 1915, dia memiliki nama asli Rokus Bernadus Visser, dia merupakan anak dari petani tulip yang cukup sukses di Belanda. Ia kemudian tumbuh dan berkembang di Belanda, setelah menyelesaikan pendidikannya Visser membantu ayahnya untuk menjual bola lampu di London. Pada saat ia masih berada di Inggris perang dunia ke-2 dimulai, Jerman melakukan invasi ke wilayah Belanda yang menyebabkan tentara Belanda menyerah kepada pasukan Jerman. Â kemudian wilayah Belanda menjadi berada di bawah kekuasaan Jerman, yang mengakibatkan pemerintahan Belanda dan Keluarga kerajaanya terpaksa untuk mengungsi ke wilayah Inggris.
Wilayah Belanda yang berada di bawah kekuasaan Jerman, membuat Visser tidak bisa pulang kembali ke Belanda. Kemudian ia mendaftarkan diri untuk menjadi salah satu prajurit militer Belanda, ia kemudian berhasil diterima menjadi prajurit dan mendapatkan tugas sebagai supir dari Ratu Belanda yaitu Ratu Wihelmina. Pada tahun pertamanya dia hanya bertugas menjadi pengawal ratu saja dan tidak mendapatlkan perintah untuk terjun ke medan perang, kemudian dia bergabung dengan pasukan Belanda ke-2 sebagai pembawa radio. Visser juga sempat mendapatkan pelatihan dari tentara Inggris, sehingga kemampuannya dalam bidang kemiliteran menjadi lebih mahir. Pada tahun 1944 Visser mendapatkan perintah untuk bergabung dalam Operasi Market Garden, operasi ini bertujuan untuk mengusir Jerman dari wilayah Belanda.
Setelah berhasil dalam menjalankan misinya pada saat Operasi Market Garden, Visser kemudian ditugaskan kembali untuk bergabung dengan militer Belanda dalam membantu pihak sekutu melawan Jerman pada perang dunia ke-2. Dia ditugaskan bergabung dengan Operasi Pendaratan Amfibi di Walcheren, Â sebuah Kawasan pantai yang berada di wilayah Belanda. Kemudian pada tahun 1945 Visser mendapatkan promosi peringkat dari kemiliteran Belanda, sehingga di dipindahkan ke sekolah Pasukan Para di India dengan maksud untuk membantu mengusir pasukan Jepang yang telah menguasai Hindia Belanda.
Namun sebelum pasukan Visser dikirimkan ke Indonesia, pada saaat itu Jepang mengalami keadaan yang sangat sulit dan terdesak dalam perang dunia ke-2. Apalagi setelah Kota Hiroshima dan Kota Nagasaki di jatuhkan bom oleh pihak sekutu, membuat Jepang menyerah dan mengakui kekalahan dalam perang dunia ke-2. Kekalahan Jepang dalam perang dunia ke-2 juga, menjadikan tentara Jepang yang ada di wilayah Indonesia secara berangsur-angsur mundur dan mulai meninggalkan Indonesia untuk kembali ke negaranya sendiri.
Mundurnya pasukan Jepang dari Indonesia, membuat peluang bagi Belanda untuk mengirim pasukannya dan menguasai Indonesia kembali. Namun karena kondisi diwilayah Belanda sendiri yang masin kurang kondusif, pada akhirnya mereka tidak dapat mengirimkan pasukan ke wilayah Indonesia. Oleh karena itu pihak Belanda membentuk suatu sekolah yang bernama school voor opleiding van parachutisten (sekolah pasukan terjun payung) di India, kemudian pasukan ini yang diberangkatkan ke Indonesia. Kemudian dibawah pimpinan Visser sekolah ini dipindahkan oleh pemerintah Belanda ke wilayah Holandia (Jayapura), yang kemudian sekolah ini kembali di pindahkan ke wilayah Cimahi.
      Visser sangat menyukai dan betah untuk tinggal di Kawasan Hindia Belanda, sehingga dia meminta istri beserta dengan anak-anaknya untuk ikut Bersama dia tinggal di Hollandia, namun istrinya kemudian menolak dan Visser pun menceraikan istrinya. Saat kembali lagi ke Indonesia pada tahun 1947 ternyata sekolah yang dipimpinya telah dipindahkan ke wilayah Cimahi, di Cimahi ini Visser kemudian mendapatkan promosi jabatan menjadi seorang kapten. Di sekolah tersebut Visser terus melatih para prajurit agar menjadi prajurit yang kuat, dan memiliki kemampuan khusus dalam terjun payung. Namun tidak lama kemudian Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, sehingga banyak prajurit Belanda yang kembali ke negara asalnya. Berbeda dengan prajurit lainnya yang kembali ke Belanda, Visser lebih ingin menetap dan menjadi warga negara Indonesia.
      Akhirnya dia memutuskan untuk menetap di wilayah Indonesia, lebih tepatnya di wilayah Bandung. Setelah berhenti menjadi prajurit militer, Visser kemudian bekerja sebagai petani di Lembang, sebuah pekerjaan yang tidak asing bagi Visser karena dulunya ayahnya adalah seorang petani. Visser kemudian memutuskan untuk menjadi mualaf dan memeluk agama islam, sehingga dia mengganti namanya menjadi Mochammad Idjon Djanbi, dan menikahi kekasihnya yang merupakan gadis Sunda. Â
Pembentukan Kopassus
Pada saat merdeka Indonesia tidak mempunyai sebuah institusi militer yang memiliki peran untuk melindungi keamanan rakyat, akhirnya Soekarno membentuk BKR (Badan keamanan Rakyat) yang berfungsi sebagai pelindung rakyat. Namun pada saat itu pendirian BKR tidak mendapatkan respons positif dari laskar-laskar yang sudah berdiri, mereka menganggap BKR bukanlah institusi yang memiliki wibawa tinggi dan di hormati oleh masyarakat. Sehingga pada akhirnya para laskar mulai bergabung dan menjadi bagian militer, ketika presiden Soekarno mengubah Namanya menjadi Tentara Nasional Indonesia pada 3 Juni tahun 1947.
Tentara Nasional Indonesia pada masa awal kemerdekaan sering sekali berperang dengan kekuatan asing maupun local yang berusaha untuk merusak keutuhan negara, banyak sekali pertempuran yang terjadi membuat kondisi kekuatan tentara kita menjadi sangat lemah. Terutama pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di dalam negeri, begitu banyak terjadi dan menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia. Untuk menumpas pemberontakan-pemberontakan itu Tentara Nasional Indonesia, menjadi salah satu senjata terkuat apabila para pemberontak tidak bisa diajak berdamai. Â
Salah satu pemberontakan yang terjadi adalah pemberontakan yang bernama RMS (Republik Maluku Selatan), pemberontakan ini bertujuan agar Maluku menjadi sebuah negara yang merdeka dan memisahkan dari wilayah Republik Indonesia. Untuk menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh RMS, pemerintah Indonesia kemudian mengirim pasukan yang dipimpin oleh Kolonel Alex Evert Kawilarang dibantu oleh Letnan Kolonel Ignatius Slamet Riyadi. Di sela-sela penumpasan pemberontakan RMS, Kawilarang dan Slamet Riyadi mempunyai cita-cita untuk membetuk sebuah pasukan khusus yang memiliki kemampuan lebih baik jika dibandingkan prajurit biasa. Namun sebelum dapat membuat sebuah pasukan khusus yang sudah dicita-citakan, pada tanggal 4 November 1950 Letnan Kolonel Ignatius Slamet Riyadi harus lebih dulu gugur ditangan pemberontak RMS.
Cita-cita dari Letnan Kolonel Ignatius Slamet Riyadi kemudian dilanjutkan oleh pemimpinnya pada saat penumpasan RMS yaitu Kolonel Alex Evert Kawilarang. Pada tahun 1951 Kawilarang ditunjuk menjadi panglima komando tentara dan teritorium III Siliwangi, setelah menjadi panglima komando Kawilarang kemudian berniat mendirikan sebuah unit khusus. Pendirian unit khusus bertujuan untuk menghasilkan prajurit yang dapat diandalkan dalam berbagai medan pertempuran, hal ini dikarenakan pengalaman buruk yang diterima Kawilarang pada saat penumpasan RMS sehingga membuat nyawa temannya yaitu Letkol Slamet Riyadi meninggal.
Untuk membentuk pasukan khusus tersebut, kemudian Kawilarang menunjuk mantan anggota KST yaitu Idjon Djanbi untuk membantunya dalam merintis dan membentuk sebuah pasukan khusus. Penunjukan Idjon Djanbi untuk membentuk sebuah pasukan khusus ini dikarenakan pengalamannya dalam berbagai peperangan, dan juga pengalamannya menjadi pemimpin di sekolah terjung payung. Pada akhirnya tanggal 16 April 1952 di bentuk sebuah pasukan khusus yang diberinama Kesatuan Komando Teritorium Tentara III/ Siliwangi ( Kesko TT. III/Siliwangi, dengan Mayor Mochammad Idjon Djanbi sebagai komandonya.
      Pada tahun 1953 Kesatuan Komando Teritorium Tentara III/ Siliwangi ini berganti nama menjadi Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD), dan tidak lagi dibawah teritorium III Siliwangi namun langsung dibawah naungan Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD). Pada 25 juli 1955 Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD), kembali mengalami perubahan menjadi Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD).  Pada tahun 1966 kembali berubah nama menjadi Pusat Pasukan Khusus TNI-AD ( Puspasus TNI-AD), 5 tahun kemudian pada tahun 1971 berganti nama kembali menjadi Komando Pasukan Sandi Yudha ( Kopassandha). Pada tahun 1985 berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus), nama tersebut masih bertahan hingga sekarang, dan lebih dikenal oleh masyarakat sebagai prajurit tangguh yang menjadi andalan Bagai Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H